Selasa, 16 Oktober 2018

MAKALAH STRATEGI PENANGANAN MASALAH DAN PERAN IBU DALAM KELUARGA




“STRATEGI PENANGANAN MASALAH DAN PERAN IBU DALAM KELUARGA”

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dalam menjalani hidup, kita mengalami berbagai permasalahan. Oleh karena itu, problem solving atau pemecahan masalah merupakan sesuatu yang biasa dalam hidup manusia. Dalam memecahkan masalah seseorang harus melalui berbagai langkah seperti mengenal setiap unsur dalam masalah itu, mencari aturan-aturan yang berkenaan dengan masalah itu, dan dalam segala langkah pasti memerlukan sebuah pemikiran. Jadi, kebanyakan aktivitas problem solving (pemecahan masalah) melibatkan proses berpikir atau kognitif.
Problem solving atau pemecahan masalah adalah suatu aktivitas pengambilan jalan keluar agar terjadi kesesuaian antara hasil yang diharapkan. Problem solving atau pemecahan masalah melibatkan membandingkan hal-hal, tetapi selalu ditujukan untuk datang ke semacam solusi. Satu hal yang kita tahu tentang pemecahan masalah adalah bahwa hal itu biasanya jauh lebih sulit bagi orang untuk melakukan ketika masih dalam bentuk abstrak.
Ibu merupakan sosok yang tidak bisa dihilangkan dalam sebuah keluarga. Keluarga yang bahagia, merupakan hasil dari perjuangan seorang ibu dalam menangani banyak hal di dalamnya. Ibu adalah sosok berharga dalam keluarga, sosok superhero, sosok tokoh utama yang dibutuhkan oleh semua orang.
B.     TUJUAN 
1. Untuk melengkapi tugas makalah 
2. Untuk mengetahui apa problem solving dan peran ibu dalam keluarga.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN PROBLEM SOLVING
Problem solving atau pemecahan masalah oleh Evans (1991) didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang berhubungan dengan pemilihan jalan keluar atau cara yang cocok bagi tindakan dan pengubahan kondisi sekarang (present state) menuju kepada situasi yang diharapkan (future state atau desire goal). Sedangkan menurut Hunsaker, problem solving atau pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan (Hunsaker, 2005).
Problem solving atau pemecahan masalah melibatkan membandingkan hal-hal, tetapi selalu ditujukan untuk datang ke semacam solusi. Satu hal yang kita tahu tentang pemecahan masalah adalah bahwa hal itu biasanya jauh lebih sulit bagi orang untuk melakukan ketika masih dalam bentuk abstrak.
Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah. Secara umum dikemukakan bahwa problem timbul apabila ada perbedaan atau konflik antara keadaan satu dengan lain dalam rangka untuk mencapai tujuan, atau juga sering dikemukakan apabila ada kesenjangan antara das Sein dan das Soilen. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam problem solving adalah directed, yang mencari pemecahan  dan dipacu untuk mencapai pemecahan masalah tersebut.
B.     METODE PEMECAHAN MASALAH
Pada dasarnya tata cara, prosedur atau strategi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah ada dua macam:
1. Algoritma
Suatu perangkat aturan atau tata cara yang apabila aturan ini diikuti dengan benar maka akan ada jaminan adanya pemecahan terhadap masalah. Strategi ini dijalankan tanpa pengetahuan khusus yang dapat membimbing seseorang ke arah pemecahan masalah. Cara ini boleh dikatakan trial and error secara buta. Dalam hal ini terdapat dua macam bentuk, yaitu:
a. Penemuan acak tidak sistematis (unsystematic random search)
Cara ini ditempuh dengan mencoba semua jalan, sehingga dapat terjadi pencarian dua kali atau lebih pada jalan atau cara  yang sama.
b. Penemuan acak sistematis (systematic random search)
Setiap jalan atau cara yang pernah ditempuh dicatat, sehingga tidak akan terjadi pengulangan pada cara yang sama yang dianggap tidak berhasil.
Metode penemuan secara acak hanya efisien pada ruang masalah yang sempit, sementara ruang permasalahan yang luas dan barangkali lebih tepat jika digunakan pendekatan heuristik.
2. Heuristik
Pendekatan heuristik dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan pengetahuan seseorang untuk mengeidentifikasi sejumlah jalan atau cara yang akan ditempuh dan dianggap menjanjikan bagi penemuan pemecahan suatu masalah. Ada beberapa metode dalam pendeaetan heuristik yaitu:
a. Proximity Methods
Seseorang menempuh jalan atau cara yang dipersepsi lebih mendekati tujuan yang diinginkan.
b. Analogi
Analogi dapat dilakukan dengan cara membandingkan pola masalah yang tengah dihadapi dengan pola masalah serupa yang pernah dialami baik oleh orang yang bersangkutan atau orang lain.
c. Maching
Cara  ini hampir sama dengan metode kedekatan. Seseorang memahami situasi yang tengah dihadapi dengan tujuan yang diinginkan. Lalu ia membandingkan dengan pengetahuan yang ada di ingatannya.
d. Generate-Test Method
Problem solving atau pemecahan masalah membutuhkan dua tahapan proses. Pertama, satu cara atau strategi pemecahan yang paling memungkinkan dicari atau dihasilkan. Kedua, gagasan pemecahan yang dihasilkan di uji apakah dapat berjalan dengan baik atau efektif. Jika belum berhasil, akan dicari cara pemecahan lain yang paling memungkinkan kemudian diuji atau dipraktikkan. Demikian seterusnya sampai diketemukan jalan pemecahan atas masalah itu.
e. Means-Ends Analysis
Orang yang menghadapi masalah mencoba membagi permasalahan menjadi bagian-bagian tertentu dari permasalahan tersebut.
f. Backward Search
Strategi ini dilakukan dengan berjalan mundur. Dengan maksud meminta orang memulai pda tujuan yang diinginkan (goal state) dan bergerak mundur ke belakang menuju pada  keadaan yang dihadapi semula (original state).
g. Forward Search
Strategi berjalan ke depan, sebagai kebalikan dari strategi berjalan mundur. Seseorang memulai dari kenyataan yang dihadapi, kemudian secara bertahap bergerak menuju pada tujuan akhir yang diinginkan.
C.    PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) DALAM PSIKOLOGI KOGNITIF
Dalam perkembangannya, istilah kognitif menjadi popular sebagai salah satu wilayah psikologi manusia atau satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikirm dan keyakinan termasuk kejiwaan yang berpusat di otak juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa.
Menurut penelitian bahwa tahap-tahap perkembangan individu atau pribadi serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu. Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif sebagai skemata (Schemas) yaitu kumpulan dari skema-skema. Skema berkembang secara kronologis sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dengan demikian seorang individu lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap dibandingkan ketika ia masih kecil.
Pemantauan kognitif (cognitive monitoring) adalah proses pencatatan hal-hal yang sedang dikerjakan, apa yang akan dikerjakan kemudian, dan seberapa efektif kegiatan mental tersebut berkembang. Pemantauan kognisi selain untuk memahami dan memecahkan masalah sosial, juga penting dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan aspek non sosial dari inteligensi.
Orang tua, guru, dan teman sebaya dapat menjadi sumber yang efektif untuk meningkatkan pemantauan kognitif remaja. Pengajaran timbal balik adalah strategi pengajaran yang semakin banyak dipakai. Sedangkan Pemrosesan informasi sosial memusatkan perhatian pada cara seseorang menggunakan proses kognitifnya, seperti perhatian, persepsi, ingatan, pemikiran, penalaran, harapan dan seterusnya untuk memahami dunia sosial mereka.
Berkaitan erat dengan keterampilan pengambilan keputusan yang tepat adalah berpikir kritis. Berpikir kritis meliputi kemampuan seseorang untuk memahami makna yang mendalam dari suatu masalah, keterbukaan pikiran terhadap berbagai pendekatan atau pandangan yang berbeda, dan menentukan sendiri hal yang diyakininya. Agar pemikiran kritis dapat berkembang secara efektif, dibutuhkan dasar yang kuat dalam hal keterampilan dan pengetahuan dasar di masa kanak-kanak.
Menurut Piaget, intelegensi terditri dari tiga aspek, yaitu:
1. Struktur (Scheme).
2. Isi (Content): pola tingkah laku spesifik ketika individu menghadapi masalah.
3. Fungsi (Fungtion). Dua macam fungsi invariant:
a.    Organisasi: kecapkapan seseorang dalam menyusun proses-proses fisik dan psikis dalam bentuk system-sistem yang saling berhubungan.
b.     Adaptasi: penyesuaian diri indivdu terhadap lingkungannya. Proses terjadi adaptasi Dari skemata telah terbentuk dengan stimulus baru yang dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Asimilasi: proses pengintegrasian secara langsung stimulus baru ke dalam skemata yang telah terbentuk/proses penggunaan struktur atau kemampuan individu untuk mengatasi masalah dalam lingkungannya.
2) Akomodasi: proses pengintegrasian stimulus baru ke dalam skema yang telah terbentuk secara tidak langsung/proses perubahan respons individu terhadap stimuli lingkungan.
Dalam struktur kognitif setiap individu pasti ada keseimbangan antara asimilasi dengan akomodasi. Keseimbangan ini agar dapat mendeteksi persamaan dan perbedaan yang terdapat pada stimulus-stimulus yang dihadapi. Pada dasarnya pekembangan kognitif adalah perubahan dari keseimbangan yang dimiliki keseimbangan baru yang diperolehnya.
Piaget mengindentifikasi empat faktor yang mempengaruhi transisi tahap perkembangan anak, yaitu :
1) Kematangan
2) Pengalaman fisik/lingkungan
3) Transmisi social
4) Equilibrium : Mekanisme yang diajukan piaget untuk menjelaskan cara anak berpindah dari satu tahap berpikir ke tahap berikutnya. Perpindahan terjadi ketika anak mengalami konflik kognitif atau ketidakseimbangan. Akhirnya, anak menyelesaikan konflik dan mencapai keseimbangan atau equilibrium pikiran.
D. PERAN IBU DALAM KELUARGA MENURUT PSIKOLOGI
Menurut Baqir Sharif al-Qarashi (2003 : 64), bahwa para ibu merupakan sekolah-sekolah paling utama dalam pembentukan kepribadian anak, serta saran, untuk memenuhi mereka dengan berbagai sifat mulia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. yang artinya: “Surga di bawah telapak kaki ibu”, menggambarkan tanggung jawab ibu terhadap masa depan anaknya. (Zakiyah Daradjat, 1995 : 50)
Dari segi kejiwaan dan kependidikan, sabda Nabi di atas ditunjukan kepada para orang tua khususnya para ibu, harus bekerja keras mendidik anak dan mengawasi tingkah laku mereka dengan menanamkan dalam benak mereka berbagai perilaku terpuji serta tujuan-tujuan mulia, adapun tugas-tugas para ibu mendidik anak-anaknya yaitu :
1. Para ibu harus membiasakan perbuatan-perbuatan terpuji pada anak,
2. Para ibu harus memperingatkan anak-anak mereka akan segala kejahatan dan kebiasaan buruk, perilaku yang tidak sesuai dengan kebiasaan sosial dan agama,
3. Para ibu harus memiliki kesucian dan moralitas sebagai jalan pendidikan untuk putra-putri mereka,
4. Para ibu jangan berlebihan dalam memanjakan anak,
5. Para ibu harus menanamkan pada anak rasa hormat pada ayah mereka,
6. Para ibu jangan pernah menentang suami, sebab akan menciptakan aspek kebencian dengan kedengkian satu sama lain,
7. Para ibu harus memberi tahukan pada kepala keluarga setiap penyelewengan tingkah laku anak-anak mereka,
8. Para ibu harus melindungi anak dari hal-hal buruk menggoda serta dorongan-dorongan perilaku anti sosial,
9. Para ibu harus menghilangkan segala ajaran atau metode yang dapat mencederai kesucian serta kemurnian atau meruntuhkan moral dan etika seperti buku-buku porno novel,
10.Para ibu harus memelihara kesucian dan perilaku terpuji. (Baqir Sharif al-Qarashi, 2003 : 66)
Para ibu bertanggungjawab menyusun wilayah-wilayah mental serta sosial dalam pencapaian kesempurnaan serta pertumbuhan anak yang benar. Sejumlah kegagalan yang terjadi diakibatkan oleh pemisahan wanita dari fungsi-fungsi dasar mereka.
Ibu-ibu yang sering berada di luar rumah yang hanya menyisakan sedikit waktu untuk suami serta anak-anak telah menghilangkan kebahagian anak, menghalangi anak dari merasakan nikmatnya kasih sayang ibu, sebab mereka menjalankan berbagai pekerjaan di luar serta meninggalkan anak disebagian besar waktunya.
Ibu merupakan sosok utama yang memegang peranan penting dalam sebuah keluarga. Ibu memiliki banyak peranan dan mampu melakukan banyak hal untuk kebutuhan semua anggota keluarga. Sosok seorang super woman yang mampu melakukan banyak hal termasuk memasak, mengasuh anak, mendidik, menata rumah, dan banyak hal lainnya. Begitu banyaknya peran ibu tidak bisa dideskripsikan seberapa hebat sosok seorang ibu tersebut. Seorang ibu memberikan keseimbangan dalam sebuah keluarga. Berikut ini peran penting ibu dalam keluarga :
1. Ibu sebagai Seorang Manajer Keluarga
Ibu sebagai seorang manajer keluarga yang memiliki wewenang dalam mengatur semua hal yang terjadi dalam keluarga. Ibu sebagai seorang manajer juga bertugas menyatukan anggota keluarga dan menyelesaikan masalah yang ada. Ibu mengatur segala kebutuhan, perencanaan, penyelesaian masalah, keuangan, dan banyak hal lainnya.

2. Ibu sebagai Seorang Pendidik
Sosok seorang ibu juga berperan dalam hal pendidikan untuk anggota keluarga. Pendidikan yang dimaksud adalah apa yang diajarkan oleh seorang ibu kepada anaknya. Anak paling dekat dengan ibu. Penanaman pendidikan dilakukan sudah sejak dini. Ibu juga paling mengerti karakter anak sehingga mampu memberikan pendidikan yang sesuai. Ibu mendidik anak tentang apa yang harus dilakukan dalam kehidupan dan bagaimana menjadi seorang yang baik. Sepanjang daur pertumbuhan seorang anak dipengaruhi oleh ajaran ajaran dari ibu dan ayahnya untuk tumbuh menjadi manusia yang baik.
3. Ibu sebagai Seorang Psikolog bagi Anak dan Keluarga
Ibu menjadi seorang psikolog yang memperhatikan tumbuh kembang anggoota keluarganya mulai dari tumbuh kembang kejiwaan, karakteristik, perilaku yang dilakukan setiap anggota keluarga. Kejelian ibu memperhatikan hal tersebut digunakan untuk memberikan masukan apabila ada tingkah laku yang menyimpang dan agar setiap anggota keluarga tumbuh menjadi manusia yang baik di lingkungan masyarakat. Ibu juga memastikan anak tumbuh dengan karakter dan jiwa yang baik dan berguna untuk orang lain. 
4. Ibu sebagai Perawat
Ibu juga merupakan sosok yang paling peduli tentang kesehatan anggota keluarganya. Ibu selalu memberikan yang terbaik untuk menjaga kesehatan keluarganya. Ibu memberikan nutrisi yang cukup agar anggota keluarga tidak jatuh sakit. Dan pada saat sakit, ibu merawat tanpa lelah untuk memperbaiki kesehatan anggota keluarganya. Ibu memberikan perawatan secara menyeluruh dan mengatur banyak hal dari menyeka, mengganti baju, menyuapi makan dan minum, mengingatkan minum obat dan membawakan obatIbu sebagai Seorang Koki.
5. Ibu sebagai koki hebat dalam keluarga
Ibu berperan menghidangkan makanan yang enak dan sehat untuk keluarga setiap harinya. Selain memasak makanan utama, ibu juga menyiapkan cemilan, makanan penutup, dan hidangan lainnya. Ketrampilan ibu dalam hal ini tidak perlu ditanyakan. Masakan ibu selalu menjadi yang ter-enak dan dirindukan oleh anggota keluarga. masakan ibu dirasa memiliki cita rasa yang khas dan tidak ada orang lain yang bisa memasak seenak masakan ibu. 
6. Ibu sebagai Pelindung
Ibu juga berperan sebagai pelindung baik secara fisik maupun mental dan emosional. Ibu sebagai pelindung mental dan emosi siap mendengarkan cerita kehidupan tiap anggota keluarganya dan memberikan masukan positif yang selalu berisi dukungan dan nasehat. Ibu juga sebagai seorang pelindung secara fisik, tidak akan suka jika anaknya dilukai oleh orang lain dan membatasi anak untuk tidak bergaul dengan orang- orang yang salah. Pembatasan ini ditujukan untuk hal yang baik agar anak tidak salah pergaulan.
7. Ibu sebagai Panutan
Ibu merupakan sosok panutan yang selalu kuat. Ibu juga menanamkan nilai nilai keagamaan dan nilai kemanusiaan pada anak. Ibu sebagai panutan juga diperlihatkan dari aktivitas yang dilakukannya. Sosok ibu yang baik memberikan panutan positif pada anak untuk meniru perbuatan baik tersebut.
8. Ibu sebagai Akuntan Keluarga
Ibu mengatur semua pemasukan dan pengeluaran dalam rumah tangga. Ibu mengatur finansial keluarga dengan sangat rapi agar semuanya terencana dan keuangan keluarga menjadi stabil. Ibu juga yang mengetahui pembatasan penggunaan keuangan untuk hal yan gpenting atau tidak sehingga memiliki wewenang untuk membatasi hal tersebutIbu sebagai Motivator Keluarga.
9. Ibu sebagai seorang motivator
Ibu selalu memberikan dukungan pada setiap anggota keluarganya selama hal tersebut dinilai positif. Ibu juga memberikan semangat tiada batas untuk mendukung perkembangan anaknya menjadi sosok sosok yang luar biasa. Ibu juga yang membangkitkan semangat anak saat mereka putus asa atau tidak memiliki tujuan.
10. Ibu sebagai Dokter Keluarga
Ibu sebagai dokter keluarga mengetahui tanda- tanda anggota keluarga yang akan sakit. Ibu akan memberikan obat yang terbaik untuk anggota keluarga yang sakit. Ibu menemani berobat dan mengurus segala keperluan pengobatan. Ibu memperhatikan perbaikan atau perburukan kondisi dan memiliki alternatif pengobatan dari berbagai sumber.
11. Ibu sebagai Fashion Designer
Ibu juga sangat memperhatikan tentang apa yang sedang dikenakan oleh semua anggota keluarganya. Ibu memperhatikan apakah pakaian yang digunakan anak dan suami sudah sesuai, apakah cukup bersih dan wangi, apakah masih bisa digunakan atau perlu baru.Ibu sebagai fashion designer juga membantu memilihkan pakaian yang cocok untuk anggota keluarga, dari mulai baju, sepatu, tas, bahkan perlengkapan pakaian dalam. 
12. Ibu sebagai Interior Designer
Ibu mampu mengatur pembagian ruangan, design rumah, tata letak inferior rumah, dan jenis barang- barang yang dibutuhkan dalam rumah agar rumah tampak nyaman untuk beraktivitas. Semua unsur diperhatikan dari mulai keindahan, keleluasaan gerak di dalam rumah, dan manfaatnya bagi semua anggota keluarga.
13. Ibu sebagai Sekertaris
Ibu juga bisa berperan sebagai seorang sekertaris profesional. Ibu mengenal dengan baik kebutuhan dalam rumah dan kebutuhan setiap anggota keluarga dan mempersiapkannya dengan baik. Ibu juga mengetahui seluruh jadwal aktivitas anggota keluarga. Dia tahu kegiatan apa saja yang akan dilakukan anak dan suami di luar rumah, dimulai pukul berapa dan selesai pukul berapa. Ibu juga mengatur jam berapa meraka akan sampai rumah dengan tepat waktu. 
14. Ibu sebagai Ahli Perbaikan
Ibu adalah seorang perempuan yang bisa melakukan banyak hal termasuk hal yang seharusnya dilakukan oleh laki- laki. Ibu bisa memperbaiki berbagai macam barang yang rusak atau menemukan solusi untuk perawatan perabotan rumah tangga. Ibu juga mampu memperkirakan kualitas dan ketahanan barang untuk digunakan.

15. Ibu sebagai Sahabat
Ibu sebagai seorang sahabat yang paling baik. Ibu mendengarkan setiap keluhan, curhatan, dan memberikan masukan positif yang membangun. Ibu memberikan solusi pemecahan masalah dan menenangkan hati. Ibu merupakan teman paling dekat yang bisa dipercaya selayaknya sahabat baik. 
16. Ibu sebagai Event Organizer
Ibu juga merupakan event organizer handal yang mampu menangani jenis acara keluarga baik acara resmi maupun acara jalan- jalan. Berbagai kebutuhan untuk acara akan dipersiapkan dengan baik. Mulai dari barang barang yang perlu dibeli sampai dengan jalannya acara atau tempat tujuan yang akan dituju.
17. Ibu sebagai Pegawai Tauladan
Ibu merupakan sosok multi tasking yang bisa memanage banyak hal secara bersamaan. Menjadi seorang ibu merupakan pekerjaan yang tiada habisnya. Namun tanpa kata lelah, ibu tetap bersemangat menyelesaikan seluruh pekerjaannya dalam rumah tangga. 
18. Ibu sebagai Penjaga Kebersihan
Ibu mengawasi setiap sudut rumah dan tingkah laku anggota keluarga yang tidak menjaga kebersihhan rumah. Keindahan dan kerapian rumah menjadi hal yang penting bagi ibu untuk kennyamanan anggota keluarganya. Ibu akan terus mengingatkan anggota keluarga untuk menjaga kebersihan rumah bersama- sama.
19. Ibu sebagai Partner
Ibu sebagai partner dari sosok ayah yang kompak untuk segala keputusan terkait anak, keluarga, rumah, dan lainnya. Segala keputusan akan dibicarakan bersama untuk pilihan keputusan yang terbaik. Ibu juga merupakan partner dalam berbagai kegiatan. 
20. Ibu sebagai Superhero
Segala macam kemampuan dimiliki oleh ibu sehingga menjadikannya seorang superhero. Ibu adalah wanita super yang berjuang untuk keluarganya. Ia mengesampingkan semua keinginannya dan mengorbankan diri untuk melihat kebahagian pada keluarganya. 


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Problem solving atau pemecahan masalah adalah suatu aktivitas pengambilan jalan keluar agar terjadi kesesuaian antara hasil yang diharapkan. Problem solving atau pemecahan masalah melibatkan membandingkan hal-hal, tetapi selalu ditujukan untuk datang ke semacam solusi. Satu hal yang kita tahu tentang pemecahan masalah adalah bahwa hal itu biasanya jauh lebih sulit bagi orang untuk melakukan ketika masih dalam bentuk abstrak.
Dalam memecahkan masalah seseorang harus melalui berbagai langkah seperti mengenal setiap unsur dalam masalah itu, mencari aturan-aturan yang berkenaan dengan masalah itu, dan dalam segala langkah pasti memerlukan sebuah pemikiran. Jadi, kebanyakan aktivitas problem solving (pemecahan masalah) melibatkan proses berpikir atau kognitif.
Ibu merupakan sosok utama yang memegang peranan penting dalam sebuah keluarga. Ibu memiliki banyak peranan dan mampu melakukan banyak hal untuk kebutuhan semua anggota keluarga. Sosok seorang super woman yang mampu melakukan banyak hal termasuk memasak, mengasuh anak, mendidik, menata rumah, dan banyak hal lainnya. Begitu banyaknya peran ibu tidak bisa dideskripsikan seberapa hebat sosok seorang ibu tersebut. Seorang ibu memberikan keseimbangan dalam sebuah keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
Kasijan, Z. 1984. Psikologi Pendidikan. PT. Bina Ilmu: Surabaya
Lasmahadi, Arbono. 2005. www.e-psikologi.com. Jakarta
MS, Suharman. 2005. Psikologi Kognitif. Srikandi: Surabaya
Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara: Jakarta
Jarvis, Matt. 2000. Teori-teori Psikologi. Nusa Media: Bandung
Walgito, Prof. Dr. Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Andi: Yogyakarta
Boeree. Dr.C.George. 2004. Personality Theories. Prismasophie: Yogyakarta
https://dosenpsikologi.com/peran-ibu-dalam-keluarga
http://belajarpsikologi.com/peranan-ibu-dalam-keluarga/








Jumat, 01 Desember 2017

TIPS, TRIK DAN CONTOH SOAL TES PSIKOTES EPPS (Edwards Personal Preference Schedule)

Edwards Personal Preference Schedule
EPPS adalah singkatan dari Edwards Personal Preference Schedule, suatu alat inventory yang dikembangkan oleh Allen L. Edwards dari universitas washington USA. Tujuan awal dari alat ini didesain awal sebagai alat penelitian dan konseling untuk menyediakan pengukuran yang sesuai terhadap berbagai variabel independen kepribadian. Dasar penamaan variabel mengacu pada definisi kepribadian H.A. Murray.
EPPS menyediakan 15 variabel kepribadian yaitu:
1.    Achievement (ach)
2.    Deference (def)
3.    Order (ord)
4.    Exhibition (exh)
5.    Autonomy (aut)
6.    Affiliation (aff)
7.    Intraception (int)
8.    Succorance (suc)
9.    Dominance (dom)
10.    Abasement (aba)
11.    Nurturance (nur)
12.    Change (chg)
13.    Endurance (end)
14.    Heterosexuality (het)
15.    Aggression (agg)

Variabel
Skor Tinggi
Skor Rendah
Achievement (ach)
Dorongan untuk bertindak lebih baik, tertarik dengan tugas menantang dan rumit.
Dorongan untuk meraih prestasi rendah, cepat menyerah dengan situasi rumit atau menghindar apabila dihadapkan pada situasi kompleks.
Deference (def)
Kecenderungan pribadi mudah terpengaruh oleh orang lain, ketertarikan akan kesuksesan orang lain, banyak tergantung dari orang lain.
Tidak tertarik dengan kesuksesan orang lain, fokus pada diri sendiri, sulit patuh terhadap orang lain dan cenderung melakukan dengan caranya sendiri.
Order (ord)
Kecenderungan memiliki keteraturan yang tinggi, terorganisir, rapi termasuk dalam perencanaan dan aktivitasnya.
Cara kerja atau bertindak cenderung tidak teratur, lebih dikuasai oleh situasi perasaan, kurang terencana dalam bertindak dan sikapnya mudah berubah-ubah.
Exhibition (exh)
Kecenderungan tinggi untuk pamer, menampilkan apa yang dimiliki ke lingkungan sekitar.
Ketidaktertarikan dengan situasi sosial, cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, acuh terhadap apa yang dialami oleh orang lain.
Autonomy (aut)
Kemudahan pribadi untuk bertindak sesuai keinginan, tidak tergantung dari orang lain.
Ketergantungan tinggi dengan figur lain, harus mencari persetujuan orang lain untuk bertindak, menghindari tindakan yang dapat menjadi perhatian sosial dan cenderung mencari figur perlindungan sebelum bertindak.
Affiliation (aff)
Loyalitas tinggi terhadap situasi sosial, mudah berpartisipasi dan beraktivitas.
Pribadi tertutup, introversi tinggi, sulit bergaul dan tidak senang dengan aktivitas sosial.
Intraception (int)
Mudah untuk berintrospeksi, menilai dan mengevaluasi diri dan perasaannya.
Terlalu mengabaikan perasaan, hampir tidak pernah mengevaluasi setiap tindakan berdasarkan perasaan, sikap lebih didominasi atas dasar logika atau kognitif.
Succorance (suc)
Ketergantungan tinggi terhadap orang lain, mencari support orang lain untuk meyakinkan tindakannya dengan meraih afeksi dan keramahan dari orang lain.
Pribadi yang independen, tidak tergantung dengan situasi sosial, senang dengan aktivitas diri dan mengacuhkan situasi sosial meskipun dirinya menjadi pusat perhatian
Dominance (dom)
Dominasi tinggi terhadap situasi sosial, mudah mengendalikan dan mengarahkan kelompok, termasuk memimpin untuk bertindak sesuai keinginannya.
Pribadi pengikut dalam kelompok, yes-man terhadap otoritas, mudah dikendalikan. Sulit untuk mengatakan tidak terhadap situasi kelompok.
Abasement (aba)
Kecenderungan pribadi mudah merasa bersalah, menyesali diri, layak untuk dihukum akibat tindakannya. Pribadinya mengarah pada inferioritas.
Pribadi yang berpikir positif, tidak terlalu mempedulikan kesalahan yang telah dilakukan, terbuka, mudah memaafkan dan meminta maaf apabila terjadi kesalahan yang telah dilakukannya.
Nurturance (nur)
Pribadi terbuka, mudah membantu orang lain, santun dan mudah bersimpati.
Ketertutupan pribadinya dianggap sebagai individu yang kaku, sulit bersimpati dan mudah berkata kasar.
Change (chg)
Ketertarikan tinggi pada situasi baru, berubah-ubah termasuk dalam tindakannya bekerja berupaya dengan cara baru.
Situasi rutin menjadikan dirinya nyaman, tenang dengan aktivitas harian yang monoton, mementingkan prosedur dan cara kerja berdasarkan kebiasaan.
Endurance (end)
Tanggung jawab tinggi terhadap pekerjaan, menyelesaikan apa yang telah dimulai. Tekun dan tidak mudah jenuh dengan situasi yang dihadapi.
Daya tahan rendah terhadap situasi yang menekan;konflik, ketidakjelasan situasi atau tujuan, mudah menyerah dan cepat jenuh terhadap situasi yang tidak nyaman.
Heterosexuality (het)
Ketertarikan tinggi untuk bergaul dengan lawan jenis, berupaya mendapatkan afeksi dan perhatian terhadap lawan jenis.
Tidak mudah tertarik dengan lawan jenis, tidak terlalu terpengaruh dengan lawan jenis, sulit dipengaruhi oleh figur lawan jenis.
Aggression (agg)
Dorongan agresi tinggi, mudah terpicu dengan konflik dan senang dengan konfrontasi apabila terjadi perbedaan pendapat.
Pribadi tenang, mengandalkan kedamaian, saling menerima, menghindari konflik dan konfrontasi.

Berikut contoh pertanyaannya;
Perhatikan contoh di bawah ini:
A. Saya suka berbicara tentang diri saya dengan orang lain.
B. Saya suka bekerja untuk suatu tujuan yang telah saya tentukan bagi diri saya.
Yang manakah dari dua pernyataan tersebut lebih menggambarkan diri Anda?
1.    Bila Anda lebih suka pernyataan A daripada B, maka hendaknya Anda memilih A. Tetapi bila Anda lebih suka pernyataan B daripada A, maka hendaknya Anda memilih B.
2.    Mungkin Anda suka atau bahkan tidak suka A dan B kedua-duanya. Dalam hal ini, Anda tetap diharapkan tetap memilih satu saja di antara dua. Pilihlah yang paling menggambarkan diri Anda.
contoh lainnya:
A. Saya suka menolong teman-teman saya, bila mereka berada dalam kesulitan.
B. Saya ingin melakukan pekerjaan apa saja sebaik mungkin.
A. Saya ingin mengetahui bagaimana pandangan orang-orang besar mengenai berbagai masalah yang menarik perhatian saya.
B. Saya ingin menjadi seorang ahli yang diakui dalam salah satu pekerjaan atau sedang khusus.
A. Saya ingin agar setiap pekerjaan tulisan saya teliti, rapi, dan tersusun dengan baik.
B. Saya ingin menjadi seorang ahli yang diakui dalam salah satu pekerjaan, jabatan atau bidang khusus.
Bentuk pertanyaan inilah yang harus anda selesaikan. Biasanya soal EPPS ini berjumlah 100, anda harus menyelesaikannya dalam waktu 24 menit, jawablah setiap pertanyaan yang mencerminkan posisi pekerjaan yang sedang anda lamar.


TIPS DAN TRIK TES PSIKOTES MENGGAMBAR (ORANG, POHON & RUMAH)

TIPS DAN TRIK TES PSIKOTES MENGGAMBAR (ORANG, POHON & RUMAH)
1.    Psikotes tahap pertama : kemampuan menggambar (orang, pohon dan rumah)
Peralatan : 3 lembar kertas HVS polos, pensil HB, stop watch
Tenggat waktu : 3 x 10 menit
a. Menggambar Orang Lengkap (Draw A Person Test)
Petunjuk : Gambarlah orang lengkap. Kemudian dibalik kertas beri keterangan berupa umur, jenis kelamin, pekerjaan, aktivitas yang sedang berlangsung, ciri fisik, kelemahan, kelebihan

Pembahasan : Tes ini dipergunakan untuk mengetahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan, dan ketahanan kerja dari peserta psikotes yang akan menjadi calon karyawan atau calon mahaiswa. Adapun poin yang dinilai dalam menggambar orang ini adalah : Proporsi anggota tubuh. Semakin proporsional (seimbang perbandingan ukuran satu anggota tubuh dengan anggota tubuh yang lain) maka semakin tinggi skor yang anda peroleh. Kelengkapan anggota tubuh. Semakin lengkap semakin tinggi nilainya. Diantaranya kepala, leher, badan, tangan, kaki, dan seterusnya. Detail gambar. Semakin detail gambar yang anda buat semakin tinggi pula nilai yang anda peroleh.
Tips dan Trik : Saat wawancara dengan psikolog, adakalanya gambar ini dibawa oleh dia dan tanyakan kepada anda. Mengapa anda menggambar orang seperti diatas dan anda akan disuruh mendeskripsikannya secara detil. Untuk itu, gambarlah orang yang benar-benar nyata, bukan tokoh kartun (anime) yang menyerupai orang. Ada baiknya anda menggambar orang yang sudah dikenal dan dekat dengan anda, sehingga anda tidak kesulitan dalam mendeskripsikannya. Biasanya saya menggambarkan dosen saya yang akan berangkat kerja ke kampus. Tentunya saya sudah hafal betul perawakan dan sifat beliau.
b. Menggambar Pohon (Tree Test)
Petunjuk : Gambarlah pohon berkayu atau berkambium. Tidak diperbolehkan menggambar pohon kelapa,pohon pisang, bambu, semak belukar, dan jenis tanaman monokotil. Setelah Anda selesai menggambar, tuliskan mama pohon tersebut di halaman kertas sebaliknya!

Pembahasan : Bagus tidaknya gambar bukanlah kriteria lolos tes karena Tree Testbukanlah tes kemampuan menggambar. Sebagai salah satu alat menggali kepribadian, setiap tarikan garis dan tebal-tipis garis pun akan dievaluasi dengan cermat oleh psikolog. Jadi yang bisa kita persiapkan hanyalah berlatih menggambar semirip mungkin dengan pohon yang dimaksud dan menyelesaikan gambar tepat waktu.
Tips dan Trik : Pada awalnya mengikuti tes psikotes, saya suka menggambar pohon seperti diatas. Kemudian saya beri keterangan bahwa gambar itu adalah pohon jati, pohon yang dikenal sebagai pohon yang kokoh dan kuat. Dengan harapan psikolog akan melihat saya sebagai pribadi yang tangguh hehehe. Namun saat mengikuti tes-tes untuk seleksi kerja, belakangan saya lebih suka menggambar pohon mangga lengkap dengan buahnya. Penampilan pohonnya pun, sangat berbeda dengan gambar pohon jati di atas. Ranting (besar dan kecil) serta daun (sampai urat daun) saya gambar  dengan teliti satu per satu. Dengan begitu mungkin psikolog akan berpikir saya adalah orang yang teliti (menggambar detil dari ujung akar sampai ujung daun) dan orang yang suka dengan hasil kerjanya (dilihat dari gambar buah mangga yang menggantung di batang pohon).
c. Menggambar Rumah-Pohon-Orang (House-Tree-Person)
Petunjuk : Gambarlah sebuah rumah, sebuah pohon dan seorang manusia.
Pembahasan : Garis dan dinding mewakili ego seseorang. Garis dan dinding yang terlalu samar menunjukkan ego yang lemah. Sedangkan bila terlalu tebal menunjukkan kecemasan yang berlebihan. Atap mewakili fantasi. Jika anda terlalu memperhatikan atap, maka artinya anda terlalu memperhatikan fantasi dalam kehidupannya. Pintu dan jendela mewakili keterbukaan untuk berinteraksi dengan orang lain dan berinteraksi dengan lingkungan. Jika anda menggambargordin atau penutup jendela lain maka diartikan dia kurang terbuka dan kurang suka berinteraksi dengan orang lain. Pintu dan jendela yang terbuka menandakan orang tersebut sangat terbuka dan sangat suka berinteraksi dengan orang lain.
Tips dan Trik : Dalam beberapa versi ada yang memaknai rumah sebagai seorang ayah, pohon adalah ibu, dan orang adalah diri kita sendiri. Semakin besar ukurannya, maka semkin besar pengaruh kepada kehidupan kita. Saya juga sering menambahkan pagar disekeliling rumah. Dengan begitu, psikolog akan berpikir bahwa saya adalah pribadi yang memperhatikan keamanan dan cukup waspada.

Kamis, 30 November 2017

300 ISTILAH-ISTILAH DALAM PSIKOLOGI

300 ISTILAH-ISTILAH DALAM PSIKOLOGI
 1.    Conscious Mind (alam sadar/pikiran sadar): apa yang anda sadari pada saat tertentu, seperti pengindraan langsung, ingatan, persepsi, pemikiran, fantasy serta perasaan yang anda miliki. Pikiran sadar ini berlangsung ketika Anda dalam kondisi sadar. Lawan dari Conscious Mind adalah Subsconscious (alam tak sadar/pikiran tak sadar) yaitu apa yang Anda sadari ketika dalam kondisi tidak sadar, misalnya mengigau ketika tidur.
2.    Parkinson: penyakit degenerasi yang menyerang otak karena kurangnya depamine dalam otak.
3.    Demensia: berkurangnya fungsi kognitif otak, istilah yang digunakan untuk sekelompok gejala kelainan yang mempengaruhi otak. Hal ini biasa terjadi pada orang lansia, akan tetapi demensia dapat pula dialami orang dewasa berbagai usia karena penyakit tertentu yang mempengaruhi otak.
4.    Atrofi Muskular: berkurangnya ukuran dan jumlah serat otot akibat proses penuaan, penurunan aliran darah, berkurangnya gizi atau akibat hilangnya fungsi saraf. Biasanya ditemukan dalam ilmu kedokteran dan medis.
5.    Agoraphobia: rasa takut yang berlebihan akan ruangan terbuka.
6.    Claustrophobia: rasa takut yang berlebihan akan ruang sempit.
7.    Arsonphobia: ketakukan pada api. Hal ini biasa terjadi apabila di masa lalu pernah mengalami hal buruk yang berhubungan dengan api misalnya adalah pernah mengalami kejadian kebakaran hebat di rumahnya atau hal lainnya.
8.    Cryptozoology: ilmu yang mempelajari tentang hewan tersembunyi, lebih tepatnya ilmu ini mempelajari tentang makhluk-makhluk yang dianggap “legenda” atau tidak ada dalam ilmu biologi modern.
9.    Erythrophobia: istilah yang dipakai untuk seseorang yang takut berlebihan terhadap warna merah.
10.    Narkolepsi: gangguan tidur dimana seseorang bisa tiba-tiba tertidur saat melakukan aktivitas normal sehari-hari.
11.    Anemia Aplastik: suatu penyakit yang terlihat dari sumsum tulang yang tidak mampu memproduksi sel darah.
12.    Atephobia:  rasa takut akan tinggal di pegunungan atau rumah tingkat karena dibayangi oleh ketakutan / reruntuhan.
13.    Arachnephobia:  rasa takut pada laba-laba.
14.    Aeroacrophobia:  istilah yang digunakan untuk orang yang takut akan ketinggian.
15.    Brontophobia: rasa takut berlebihan terhadap guntur.
16.    Catoptrophobia: istilah untuk seseorang yang takut terhadap cermin.
17.    Amimism: istilah untuk menyebut kesalahan logika yang terjadi pada anak-anak yang menganggap benda mati memiliki perasaan dan motif.
18.    Arctophile: istilah untuk seseorang yang memiliki kesukaan/mengkoleksi boneka beruang (Teddy Bear).
19.    Avoidant: istilah untuk menyebut perasaan tidak percaya diri dan sangat sensitif terhadap hal-hal yang negatif, takut dinilai, dikritik dan dipermalukan.
20.    Cellanoma: merupakan dorongan untuk mengambil ponsel kamu setiap kali orang lain melakukan hal itu.
21.    Cotard's Syndrome: adalah keadaan gangguan jiwa dimana si penderita mempercayai bahwa dia sudah mati.
22.    Cyber-Love: adalah pola kedekatan yang terjalin dari hubungan yang tercipta dalam sosial media atau interaksi cyber lainnya.
23.    Dysania: adalah keadaan di mana seseorang sulit meninggalkan tempat tidurnya saat pagi hari.
24.    Eccedentesiast: adalah istilah untuk seseorang yang menyembunyikan rasa sakit mereka di balik senyumnya
25.    Hipotimia: adalah keadaan seseorang yang selalu murung dan sedih, selalu mengeluh dan tak punya semangat.
26.    Librocubicularist: adalah sebutan untuk seseorang yang suka membaca di tempat tidur.
27.    Lychnobite: adalah sebutan untuk orang yang bekerja di malam hari dan tidur di siang hari.
28.    Mondegreen: adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketika kamu salah dengar lirik lagu.
29.    Munchausen: adalah gangguan yang menggambarkan seseorang yang berpura-pura menjadi sedih/sakit untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
30.    Mythomania: adalah penyakit bohong yang dilakukan secara terus-menerus tapi penderitanya tidak mempunyai rasa bersalah apapun.
31.    Nyctophilia adalah sebutan untuk seseorang yang menyukai kegelapan atau saat malam hari.
32.    Proprioception: adalah kemampuan otak untuk mengetahui letak bagian tubuh kita tanpa perlu melihatnya.
33.    Retrouvailles: adalah istilah untuk menyebut perasaan bahagia seseorang ketika akhirnya bertemu kembali dengan seseorang setelah sekian lama.
34.    Rhotascim: adalah istilah medis untuk orang yang kesulitan mengucapkan huruf 'R' (cadel)
35.    Sindrom Narcolepsy: merupakan serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk.
36.    Sleep Related Eating Disorder: adalah istilah untuk orang yang kerap terjaga tengah malam untuk makan makanan kecil/ringan (snack) lalu tidur kembali.
37.    Sleepwalking: adalah yang kita kenal dengan tidur sambil berjalan. Penyebabnya bisa gen, lingkungan atau medis.
38.    Somniloquy: adalah istilah untuk orang yang memiliki kebiasaan berbicara saat tertidur.
39.    Spotlight Effect: adalah ketika kamu merasa seseorang sedang memerhatikan kamu.
40.    Textiety: adalah rasa resah dan tidak tenang ketika kamu tidak menerima atau mengirim pesan singkat atau SMS.
41.    Skizophrenia: diagnosis psikiatri yang menggambarkan gangguan mental yang ditandai oleh kelainan dalam persepsi atau ungkapan realitas. Distorsi persepsi dapat mempengaruhi semua lima indera, termasuk penglihatan, pendengaran, rasa, bau dan sentuhan, tapi paling sering bermanifestasi sebagai halusinasi pendengaran, delusi paranoid atau aneh, atau pidato teratur dan berpikir dengan disfungsi sosial atau pekerjaan yang signifikan. Timbulnya gejala biasanya terjadi pada dewasa muda, dengan sekitar 0,4-0,6% dari populasi yang terkena. Diagnosa didasarkan pada yang dilaporkan sendiri pasien pengalaman dan perilaku yang diamati.
42.    Frustrasi: dari bahasa Latin frustratio, adalah perasaan kecewa atau jengkel akibat terhalang dalam pencapaian tujuan. Semakin penting tujuannya, semakin besar frustrasi dirasakan. Rasa frustrasi bisa menjurus ke stress.
43.    Fantasi: kapasitas manusia yang luar biasa dalam memberikan sosok pada sesuatu yang sesungguhnya tidak ada.
44.    Crowding: suatu kumpulan orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama walapun mungkin tidak saling mengenal.
45.    Endomorfa: Sheldom menyebut tipe endomorph dengan kecenderungan pada kebulatan, keluwesan, kehalusan, dan gemuknya tubuh, serta tangan-kaki yang lembut dan kecil.
46.    Mesomorfa: Orang tipe ini punya kecenderungan kokoh, keras, otot tampak bersegi-segi, tahan sakit. Termasuk pada golongan tipe ini, misalnya, para olahragawan, pengelana, dan tentara.
47.    Ektomorfa: Kecenderungan tipe entomorph adalah pada tangan dan kaki yang lurus, tubuhnya tampak lemah dan langsing, jangkung, dada pipih, dan otot- otot hampir tidak tampak berkembang.
48.    Intuisi: kemampuan jiwa manusia dalam mendapatkan kesimpulan dari suatu soal tanpa uraian, tanpa ketenangan dan tanpa analisa apapun
49.    Stereotype: sikap, kepercayaan, atau opini tentang orang yang memiliki latar budaya tertentu.
50.    Viscerotonia: Individu yang memiliki nilai viscerotonia yang tinggi, memiliki sifat-sifat, antara lain suka makan enak, pengejar kenikmatan, tenang toleran, lamban, santai, pandai bergaul.
51.    Somatotonia: Individu dengan sifat somatotonia yang tinggi memiliki sifat- sifat seperti berpetualang dan berani mengambil resiko yang tinggi, membutuhkan aktivitas fisik yang menantang, agresif, kurang peka dengan perasaan orang lain, cenderung menguasai dan membuat gaduh.
52.    Cerebretonia: Pribadi yang mempunyai nilai cerebretonia dikatakan bersifat tertutup dan senang menyendiri, tidak menyukai keramaian dan takut kepada orang lain, serta memiliki kesadaran diri yang tinggi. Bila sedang di rundung masalah, Ia memiliki reaksi yang cepat dan sulit tidur.
53.    Melancholicus (melankolisi): yaitu orang-orang yang banyak empedu hitamnya, sehingga orang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung atau muram, pesimistis dan selalu menaruh rasa curiga.
54.    Sanguinicus (sanguinisi): yakni orang-orang yang banyak darahnya, sehingga orang-orang tipe ini selalu menunjukkan wajah berseri-seri, periang atau selalu gembira, dan bersikap optimistis.
55.    Flegmaticus (flegmatisi): yaitu orang-orang yang banyak lendirnya. Orang- orang seperti ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis, pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.
56.    Cholericus (kolerisi): yakni yang banyak empedu kuningnya. Orang bertipe ini bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah dan sukar mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif.
57.    Affective: keadaan perasaan dan emosinya yang berubah-ubah antara depresi dan euforia. Penderita mungkin berhaasil menarik banyak teman karena sifatnya yang ramah, gembira, semangat, hangat, tetapi dikenal pula sebagai orang yang tak dapat diramalkan. Dalam keadaan depresi, penderita dapat menjadi sangat cemas, khawatir, pesimis, bahkan nihilistik.
58.    Schizoid: Sifat-sifat kepribadian ini adalah pemalu, perasa, pendiam, suka menyendiri, menghindari kontak sosial dengan orang lain. Ciri utamanya adalah cara menyesuaikan diri dan mempertahankan diri ditempuh dengan menarik diri, mengasingkan diri, dan juga sering berperilaku aneh (ekstrinsik). Pemikirannya autistik (hidup dalam dunianya sendiri), melamun berlebihan, dan ketidamampuan menyatakan rasa permusuhan
59.    Anankastik: Ciri utama tipe kepribadian ini adalah perfeksionisme dan keteraturan, kaku, pemalu, disertai dengan pengawasan diri yang tinggi. Orangnya tdak kompromis serta sangat patuh (bahkan berlebihan) pada nora-norma, etika, dan moral. Orang dengan kepribadian ini sering terlambat unutk menikah, karena tuntutannya terlalu tinggi dan takut/ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
60.    Astenik: Ciri utamanya hidup tidak bergairah, lemas, lesu, letih, lemah, tak ada tenaga sepanjang kehidupannya. Orangnya tidak tahan terhadap stres hidup yang normal dalam kehidupan sehari-hari. Vitalitas dan emosionalitasnya sangat rendah. Terdapat abulia atau kurang kemauan dan anhedonia (kurang mampu menikmati sesuatu).
61.    Inadequate: Ciri utama tipe ini adalah ketidakmampuannya secara terus menerus atau berulang-ulang untuk memenuhi harapan atau tuntutan teman atau sebayanya atau kenalannya. Baik dalam respon emosional, intelektual, sosial, maupun fisik. Penderta sendiri tidak merasakan sebagai bebean karena dianggapnya wajar dan harus diterima sebagaimana adanya. Orang dengan tipe ini biasanya juga empunyai kehidupan yang tak terprogram, tidak mampu melaksanakan tugas, serta tidak mau dipaksa untuk melakukan sesuatu.
62.    Delusi (delusion) : keyakinan sesat yang tidak akan dilepas walaupun bukti kesesatannya dihadirkan.
63.    Neurosis : kondisi psikologis yang didalamnya pola perilaku abnormal timbul sebagai akibat dari ketidakmampuan dalam menghadapi kecemasan dengan cara-cara yang bisa diterima secara sosial.
64.    Represi : Yang palign dasar di antara mekanisme pertahanan lainnya. suatu cara pertahanan untuk menyingkirkan dari kesadaran pikiran dan perasaan yang mengancam. represi terjadi secara tidak disadari.
65.    Denial : Memainkan peran defensif, sama seperti represi. orang menyangkal untuk melihat atau menerima masalah atau aspek hidup yang menyulitkan. Denial beroperasi pada taraf preconscius atau conscious
66.    Displacement : salah satu cara menghadapi anxietas adalah dengan memindahkannya dari objek yang mengancam kepada objek “yang lebih aman”. misalnya orang penakut yang tidak kuasa melawan atasannya melampiaskan hostilitasnya di rumah kepada anak-anaknya
67.    Regresi : Beberapa orang kembali kepada bentuk tingkah laku yang sudah ditinggalkan. menghadapi stress atau tantangan besar, individu mungkin sudah berusaha untuk menanggulangi kecemasan dengan bertingkah laku tidak dewasa atau tak pantas.
68.    Introyeksi : Mekanisme introyeksi terdiri dari mengambil alih dan “menelan” nilai-nilai standar orang lain. misalnya seorang anak yang mengalami penganiayaan, mengambil alih cara orangtuanya menanggulangi stress, dan dengan demikian mengabadikan siklus penganiayaan anak. introyeksi dapat pula positif, bila yang diambil alih adalah nilai-nilai positif dari orang-orang lain.
69.    Rasionalisasi : kadang-kadang orang memproduksi alasan-alasan “baik” untuk menjelaskan egonya yang terhantam. rasionalisasi membantu untuk membenarkan berbagai tingkah laku spesifik dan membantu untuk melemahkan pukulan yang berkaitan dengan kekecewaaan. misalnya bila orang tidak mendapatkan posisi yang diinginkannya dalam pekerjaan, mereka memikirkan alasan-alasan logis mengapa mereka tidak mendapatkannya, dan kadang-kadang mereka berusaha membujuk dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa sebenarnya dia tidak menghendaki posisi tersebut.
70.    Sublimasi : Dari pandangan freud, banyak kontribusi artistik yang besar merupakan hasil dari penyaluran energi sosial atau agresif kedalam tingkah laku kreatif yang diterima secara sosial dan bahkan dikagumi. misalnya impuls agresif dapat disalurkan menjadi prestasi olahraga.
71.    Morbid: kesukaan terhadap hal-hal yang terkait dengan kematian atau penyakit. Seseorang yang memiliki karakteristik ini pernah diceritakan dalam salah satu serial animasi As Told By Ginger episode New Girl in Town, pada karakter bernama Letisha yang ayahnya adalah mortician.
72.    Asthenia: kondisi capek, sakit kepala, malas, mudah marah yang disebabkan oleh gangguan emosional.
73.    Delirium: kondisi di mana seseorang merasa gelisah, melihat hal-hal yang tidak ada, dan mengalami gangguan bicara dan pendengaran yang disebabkan oleh berbagai hal seperti keracunan, demam atau sebab lain.
74.    Paresis: kelemahan atau kelumpuhan otot karena kerusakan saraf.
75.    Pharaphasias: gangguan kemampuan bicara di mana kata-kata menjadi tidak karuan susunannya dan ucapan tidak dapat dimengerti yang dapat disebabkan oleh kerusakan pada otak.
76.    Ataxia: kehilangan atau hilangnya kendali (taxis) terhadap gerak tubuh. Kisah penyakit degeneratif ini pernah diangkat dalam sinetron Buku Harian Nayla (2006) yang terinspirasi dari drama Jepang 1 Litre of Tears.
77.    Somnabulisme: gangguan di mana orang berjalan atau melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak disadarinya dalam keadaan tidur.
78.    Multiple sclerosis: sebuah penyakit kronis di mana terjadi kerusakan terhadap jaringan yang membungkus sel-sel saraf di otak dan saraf tulang punggung.
79.    Neurasthenia: kecelakaan dan rasa lemah yang berlebihan.
80.    Histeria: gangguan pada jiwa dan rasa ledakan emosi yang tidak terkendali misalnya berteriak-teriak, pingsan, menangis, dan sebagainya.
81.    Paranoia: penyakit berupa gejala gangguan jiwa sehingga seseorang cenderung berkhayal secara berlebihan.
82.    Euforia: perasaan gembira yang berlebih-lebihan.
83.    Determinisme: pendapat atau pandangan bahwa semua fenomena terjadi karena ditentukan (determine) oleh prinsip-prinsip tertentu.
84.    Resistensi: penolakkan terhadap pikiran-pikiran bawah sadar yang muncul dalam pikiran sadar.
85.    Mysophobia: dikenal juga dengan istilah verminophobia, germaphobia, germaphobia, bacillophobia dan bacteriophobia: adalah ketakutan yang irasional terhadap kontaminasi bakteri atau kuman dari orang lain. Sering disebut sebagai gila kebersihan.
86.    Misogini: kebencian atau tidak suka terhadap wanita atau anak perempuan.Misogini dapat diwujudkan dalam berbagai cara, termasuk diskriminasi seksual, fitnah perempuan, kekerasan terhadap perempuan, dan objektifikasi seksual perempuan.
87.    Sindrom Stockholm (stockholm syndrome): respon psikologis dimana dalam kasus-kasus tertentu para sandera penculikan menunjukkan tanda-tanda kesetiaan kepada penyanderanya tanpa memperdulikan bahaya atau risiko yang telah dialami oleh sandera itu. Mereka secara emosional menjadi menyayangi penyandera, bahkan membela mereka.
88.    Parkinson: degenerasi sel saraf secara bertahap pada otak bagian tengah yang berfungsi mengatur pergerakan tubuh. Gejala yang banyak diketahui orang dari penyakit ini adalah terjadinya tremor atau gemetaran.
89.    Rubatosis: kondisi ketika seseorang sadar dan bisa menghitung jumlah detak jantungnya sendiri.
90.    Altschmerz: rasa kekhawatiran akan suatu hal yang sama sampai membuatmu tidak tertarik lagi akan hal tersebut tetapi kamu masih mengkhawatirkannya. Seperti pada masalah percintaan, misalnya.
91.    Jouska: kondisi ketika kamu berbicara dengan dirimu sendiri di dalam pikiranmu dan tentu saja hanya dirimu sendiri yang mengetahui. Dalam Bahasa Indonesia, hal ini juga disebut, Berdistraksi.
92.    Sonder: perasaan di dalam diri seseorang, ketika dia berpikir bahwa setiap orang memiliki kehidupan yang rumit serumit kehidupan seseorang itu.
93.    Vellichor: Bagi yang suka membaca pasti pernah mengalami ini. Karena Vellichor adalah sebutan untuk seseorang ketika hanyut terbawa suasana atau ikut merasakan perasaan dari tulisan yang sedang dibacanya. Baik itu perasaan sedih, bahagia, atau lainnya.
94.    Adronitis: Sudah lama kenal dengan seseorang tapi tidak bisa mengenalnya lebih dekat, kemudian kamu merasa kesal atau malah frustrasi. Itu adalah contoh Adronitis.
95.    Nodus Tollens: Pernah berpikir bahwa kehidupan yang kamu jalani adalah kehidupan yang tidak biasa atau aneh? Ketika itulah kamu sedang merasakan Nodus Tollens.
96.    Ruckkehrunrunhe: Para perantau pasti pernah merasakan ini karena Ruckkehrunrunhe adalah perasaan yang muncul ketika seorang yang sudah lama pergi perantau akhirnya bisa pulang ke kampung halaman.
97.    Occhiollism: Kamu bisa melihat sesuatu hal dengan sangat detail dengan pandangan pribadi? Berarti kamu adalah satu dari golongan Occhiollism.
98.    Exulansis: Pernah bercerita tentang pengalaman kamu kepada seseorang yang tidak bisa mengerti ceritamu sampai kamu merasa frustrasi? Perasaan frustrasi itulah yang disebut Exulansis.
99.    Onism: Pernah merasa sangat kebosanan ketika menunggu hal yang sudah terjadwalkan dengan pasti? Seperti menunggu kereta atau keberangkatan pesawat. Itu berarti kamu sedang mengalami Onism.
100.    Kuebiko: rasa putus asa untuk menghentikan kejahatan di dunia. Kalau kamu pernah merasakan ini berarti kamu gak cocok jadi superhero.
101.    Lachesism: Pernah memiliki keinginan untuk merasakan merasakan kecelakaan maut tapi berujung diri kamu yang selamat? Seperti kejadian tenggelamnya kapal di laut bebas atau tabrakan pesawat terbang? Perasaan ketika menginginkan hal itu adalah yang disebut Lachesism.
102.    Vemodallen: Pernah memiliki hasil foto yang sama dengan milik orang lain? Entah itu objek di dalam foto atau hal lainnya yang sampai membuat kamu frustrasi? Jika iya berarti saat itu kamu sedang merasakan Vemodallen.
103.    Liberosis: ketika kamu mencoba untuk tidak peduli terhadap sesuatu hal yang terjadi.
104.    Multidimensi: perkembangan yang melibatkan dimensi, biologis , kognitif, dan sosioemosi.
105.    Multiarah : perkembangan dimana satu sisi mengalami kemajuan dan sisi lainnya mengalami kemunduran.
106.    Plastis : kapasitas untuk berubah, contoh anak yang kecilnya seorang yang pendiam tapi ketika dewasa menjadi tidak pendiam lagi.
107.    Multidisiplin : adalah perkembangan yang berlangsung selama hidup.
108.    Kontekstual : semua perkembangan terjadi secara atau berlangsung secara konteks atau setting.
109.    Normative age - Grade Influence : pengelompokan yang diliahat dari segi usia , contoh konten kedewasaan suatu film harus berusia 17+.
110.    Normative history - Grade Influence : kejadiaan yang di pengaruhi oleh faktor sejarah.
111.    Normative life event: peristiwa-peristiwa besar yang terjadi pada suatu individu yang mana individu lain belum tentu mengalaminya, contoh memenagkan lomba beladiri se Indonesia usia 15 tahun.
112.    Proses biologis : proses yang menghasilkan perubahan yang berkaitan dengan sifat dan fisik dasar individu, contoh seperti hal nya perubahan hormon di masa pubertas.
113.    Proses kognitif : perkembangan yang merujuk pada perubahan pemikiran , intelegensi, dan bahasa individu, contoh seperti hal nya anak usia 2 tahun yang sudah dapat berbicara dengan lancar.
114.    Proses sosioemosi : perkembangan yanag mencakup perubahan dalam relasi individu dengan individu lain, perubahan emosi, dan perubahan kepribadian.
115.    Nature - Nuture Isue : isu dalam perkembangan yang menyatakan bahwa perkembangan di pengaruhi oleh bahwaan atau pengasuhan, bahwa bawaan merujuk pada warisan biologis,sedangkan pengasuhan merujuk pada pegalaman pada lingkungan.
116.    Stability - Change Isue : isu ini merujuk pada sejauh mana kita menerjemahkan sesuatu berdasarkan pengalaman awal (stabilitas) atau apakah kita berkembang menjadi seseorang yang berbeda dari pada sebelumnya. Contoh : seperti seorang anak yang pendiam , jika dia selama hidupnya masih menjadi seorang yang pendiam maka di katakan si anak itu stabilitas yang di sebabkan oleh pengalaman awal dalam kehidupan, tapi jika anak itu di masa remaja atau dewasa nya sudah tidak pendiam lagi, maka anak itu dapat berubah, biasanya di pengaruhi oleh pengalaman di masa yang akan datang.
117.    Continuity – Discontinuity : berfokus sejauh mana perkembangan terjadi secara bertahap dan melibatkan perubahan yang bersifat (kontinuitas) atau tahap-tahap yang sama sekali berbeda (diskontinuitas)
118.    Artritis : peradangan sendi yang disertai dengan rasa sakit, kaku, dan masalah dalam pergerakan; hal ini sering terjadi pada orang yang telah berusia lajut. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini tapi sudah bisa dikurangi kadar penyakitnya.
119.    Osteoporosis: kondisi kronis yang mencakup hilangnya jaringan tulang dan penyebab utama orang yang berlanjut usia bungkuk. Wanita sangat renta terkena osteoporosis.
120.    Geriatri : pelayanan kesehatan bagi orang lanjut usia
121.    Episodic memory : di aman seseorang dapat mengingat preistiwa-peristiwa dalam hidupnya, semakin lanjut usia seseorang maka semakin kuat daya ingatnya dari pada usia di bawah nya
122.    Semantic memory : pengetahuan seseorang kepada dunia, seperti halnya pengetahuannya bermainkan alat musik gitar dari seorang gitaris yanag handal.
123.    Dementia : gangguan yang menyerang neurologis yang pada umum nya menyerang fungsi mental, biasa nya seseorang terjangkit demetria ini dia akan susah merawat diri nya sendiri dan juga susah mengenali dunia disekitarnya.
124.    Alzheimer : sebuah penyakit yang menyerang otak, yang tidak dapat dipulikan kembali. Yang ditandai memburuknya penalaran, bahasa dan juga bisa menyerang fungsi-fungsi fisik secara bertahap.
125.    Parkinson : sebuah penyakit kronis yang ditandai oleh gemetarnya otot, gerak yang melambat, dan kelumpuhan sebagian dari wajah. Penyakit ini di picu karena degenerasi neuron-neuron pada otak.
126.    Possible selves : pandangan masa depan seseorang tentang apa yang dia inginkan , dan apa yang dia takutkan.
127.    Eldercare : perawatan kepada orang yang lanjut usia, secara emosional dan secara fisik atau dengan membantu perawatan yang di berikan sehari-hari secara fisik.
128.    Generational inequity : di mana orang yang lanjut usia berlaku tidak adil terhadap anggota yang lebih muda karena memupuk keuntungan dengan menerima lebih besar olokasi yang sumberdaya yang seharusnya tidak di terima.
129.    Dukungan sosial : dukungan sosial ini sangat baik bagi orang yang sudah lanjut usia karena dapat membantu mengatasi masalah dengan selektif dan dapat meningkatkan fisik dan mental bagi orang yang lanjut usia.
130.    Integrasi sosial : dimana orang yang lanjut usia lebih terbatas dan memilki kontak emosianal yang posotif dengan keluarga dan kawan-kawannya, karena berkurang nya minat dari orang lanjut usia dengan dunia sosial, karena di dunia sosial lebih cenderung ke negatif dari pada ke keluarga sendiri lebih ke positif.
131.    Euthanasia : adalah kematian yang mudah,  mematikan dengan perlaan, atau mematikan seseorang dengan cara yang tidak sakit bisa menggunakan suntik mati,dll
132.    Brain death : terjadi jika sistem elektris dalam otak berhenti dalam jangka waktu terntentu. Dan fungsi otak yang sering digunakan lebih tinggi mati mendadak daripada fungsi otak yang jarang di gunakan maka resiko semakin sedikit.
133.    Hospice : program dimana mengusahakan berakhirnya hidup tanpa rasa sakit
134.    Palliative care : usaha mengurangi rasa sakit dan penderitaan, supaya individu tetap nyaman.
135.    Tahap kematian kubler ross : menurut kubler ross , ada urutan-urutan untuk menuju kematian, yaitu: penolakan dan isolasi adalah pada tahap pertama yang mana individu akan menolak dirinya akan mati, hal ini hanya sementara saja biyasanya akan diganti dengan meningkatnya kesadaran terhadap keluarganya. Marah adalah jika penolakan sudah tidak dapat di pertahankan lagi, maka amarah lah yang akan muncul. Kemarahan ini akan memarahi hal yang salah seperti memarahi dokter, perawat, dll. Menawar adalah orang akan menawar jika kematian semkain dekat atau meminta waktu yang lebih panjang lagi untuk hidup. Depresi adalah pada tahap ini individu sudah dapat menerima kepastian kematiannya , tapip kebanyakan waktu akan di habiskan dengan cara menyendiri dan berduka. Menerima adalah dimana individu sudah siap menemui ajalnya yang akan mengkondisikan kedamaian dalam dirinya.
136.    Duka cita / grief : kumpulan emosi, ketidak cemasan individu yang akan kehilangan seseorang yang d cintainya, semua orang dapat merasakn duka cita tapi orang yang mengalami tidak akan dapat merasakan kehilangan.
137.    Emerging adulthoodi : transisi antara remaja menuju dewasa yang ditandai oleh adanya eksperimen dan eksplorasi.
138.    Obesitas : penyakit yang banyak melanda individu, yang didefinisikan masa indeks besar( yang mencakupi berat dan tinggi badan). Adapun yang menyebabkan obesitas antara lain adalah : hereditas atau genetik, leptin atau protein yang menyebabkan kekenyangan, dll
139.    Sexually transmited infections (Stis) : adalah penyakit yang ditularkan melalui seks, hubungan intim atau genital oral atau seks anal genital dan yang saling terjadi adalah di sebabkan oleh terinfeksi bakteri seperti syphillis.
140.    AIDS dan HIV : AIDS : sekumpulam penyakit yang timbul karena kekeblan tubuh menurun, aids di sebabkan oleh terinfeksinya HIV, sedangkan HIV itu sendri adalah virus yang menyerang sel darah putih yang menyebabkan turubnya kekebalan tubuh.
141.    Acquaintance rape : adalah pelecehan seksual yang dipaksa, di mana korbannya tidak dikenal
142.    Romantic love : tipe cinta ini juga bisa disebutu cinta yang bergairah, cinta romantis ini memiliki komponen seksualitas yang dan gairah yang kuat di mana kedua hal ini sering menonjol di awal relasi cinta, dan dalam cinta ini emosi saling bercampur secara kompleks.
143.    Affectionate love : cinta ini bersifat lebih dari sekedar gairah  dan juga bisa di sebut cinta  karena kedekatan, sehingga memiliki afeksi mendalam dan perhatian terhadap orang itu.
144.    Consummate love : cinta ini juga bisa disebut cinta yang sempurna karena di landasi tiga komponen yaitu :gairah :  gaya tarik fisik terhadap orang lain , keintiman : perasaan emosi yang mengandung kehangatan, kedekatan, dan berbagi dalam sebuah relasi dan komitmen: penilaian terhadap kognitif mengenai relasi dan intensi untuk mempertahankan relasi meskipun relasi itu menghadapi masalah.
145.    Cohabitation : di mana hal ini mengacu pada hidup bersama tanpa adanya hubungan pernikahan.
146.    Menopause : berhentinya menstruasi pada wanita.
147.    Climateric : transisi usia paruh baya di mana kesuburan berkurang.
148.    Disfungsi ereksi : ketidakmampuan untuk mempertahankan dan mencapai ereksi secara adekuat yang berpengaruh terhadap kepusaan performa seksual
149.    Fluid intelligence : kemampuan seseorang melakukan penalaran secara abstrak, mulai menurun di masa dewasa menengah.
150.    Cristalized intelligence : akumulasi dari informasi dan keterampilan verbal mulai terus meningkat di masa dewasa menegah.
151.    Cohort : kelompok orang yang lahir pada tahun yang sama.
152.    Empty nest syndrome : menurunnya kepuasan pernikahan yang di akibatkan keluarnya anak-anak dari rumah karena orang tua memperoleh kepuasan dari anaknya.
153.    Custodial parent : di mana kondisi orang tua telah membatasi waktu kakek-neneknya untuk bersama mereka.
154.    Life span : batas hidup, jumlah maksimum umur individu bisa hidup.
155.    Life expectancy : adalah jumlah perkiraan umur hidup seseorang pada tahun tertentu.
156.    Teori evolusoner tentang penuaan : teori ini berpendapat bahwa seleksi alam tidak begitu berpengaruh dalam mengeliminasi banyak kondisi bahaya dan karakteristik pada orang yang lebih tua.
157.    Cellular clock theory : teori ini menyatakan bahwa sel dalam manusia dapat bergenerasi sekitar 70-80 kali, maka ketika umur semakin menua mengalami penurunan dalam pembelahan.
158.    Free radical theory : menyatakan bahwa menuanya seseorang di akibatkan metabolisme sel yang normal menghasilkan oksigen yang tidak stabil yang di ketahui radikal bebas. Yang mana molekul ini memantul dalam sel yang akan merusak DNA dan struktur sel lainnya.
159.    Mitochondrial theory : meyatakan bahwa penuan itu di akibatkan karena pembusukan mitokondria, karena kehilangan gizi dari sel-selnya
160.    Hormonal strees theory : menyatkan bahwa penuan yang terjadi pada hormonal itu bisa menurunkan daya tahan stres dan meningkatnya terkena penyakit.
161.    Practice play : dimana dalam permainan ini anak harus memiliki fisik dan mental yang sudah dalam penguasaannya dan dapat mengoordinasi keterampilan yang diperlukan untuk games ini atau olahraga .
162.    Symbolic play : dimana anak mengubah lingkungan fisiknya menjadi simbol, seperti halnya anak yang mengganggap pensil sebagai mobil dan menggerakkan pensil seperti mobil.
163.    Social play : permainan yang melibatkan kawan-kawan sebaya dengan cara berinteraksi. Pada masa prasekolah permianan ini sangat meningkat dan pada permainan ini anak mulai melakukan konteks utama dalam berinnteraksi dalam dunia sosial.
164.    Constructive play : dimana dalam permainan ini menggabungkan practice play dan symbolic play , tapi permainan ini meningkat dalam masa prasekolah dan di iringi dengan menurunannya practice play dan symbolic play.
165.    Learning dissability : dimana individu memiliki kesulitan dalam belajar.
166.    ADHD : dimana kondisi anak-anak secaa konsisten menunjukkan beberpa sikap yaitu :  kurang perhataian, hiperaktif, impulsif. Anak-anak yang kurang perhatian ini sangat mudah bosan dalam menghadapi suatu kondisi. Sedangkan hiperaktif dimana anak memiliki tingkat keaktivitasan yang tinggi , dan sedangkan implusif adalah dimana anak kesulitan mengekang tindakan dan tidak berficir yang baik sebelum bertintak.
167.    Autisme : gangguan ini dicirikan dengan anak yang sukar berinteraksi dalam dunia sosial, komunikasi secara verbal dan nonverbal, serta perilaku yang berulang.
168.    Pendidikan inklusi : dimana menyatukan anak berkebutuhan khusus dengan anak biasa dalam kelas yang biasa secara penuh.
169.    Fuzzy trace theory : menyatakan bahwa ingatan dapat dipahami jika mempertimbangkan verbatim memory trace dan gist, tapi kebanyakan pada anak-anak banyak yang menyimpan dan membuang  verbatim trace. Menurut para ahli jika anak-anak banyak menggunakn gist, maka anak-anak itu dapat meningkatkan ingatannya dan penalaran.
170.    Creative thinking : dimana individu dapat berfikir secara baru dan tidak biasa dan dapat mencari solusi dalam maslah-masalah yang dihadapi.
171.    Convergent thinking : berpikir yang menghasilkan jawaban yang tepat dan di tandai dengan jenis berpikir yang dapat diuji dengan test inteligensi.
172.    Divergent thinking : berpikir yang menghasilkan jawaban terhadap suatu pertanyaan yang sama dan ditandai dengan adanya kreativitas yang dihasilkan.
173.    Pendidikan bagi anak berbakat : pendidikan anak berbakat seharusnya disesuaikan dengan bakatnya , jika tidak dilakukan demikian maka anak-anak akam merasa terisolasi dalam sosial dan tidak tertantang dalam kelas, bisa dikatan memberikan pendidikan yang sesuai dengan bakat yang dimiliki.
174.    Self esteem, self concept, self efficacy : self esteem : dimana individu dapat mengenal diri secara global atau  telah dapat mencitrakan dirinya. self concept : pada individu ini dapat mengevaluasi dirinya dalam bidang-bidang tertentu berbeda dengan esteem yang secara global ,dan sedangkan self efficacy : dimana individu ini memiliki kepercayaan atau dapat menguasi suatu kondisi yang akan menguntungkan bagi diriny.,
175.    Coping stress : kemampuan anak yang bertambah besar lebih mampu ngendalikan hal yang dapat menyebabkan stres, atau bisa dikatan anak yang lebih dewasa lebih dapat mengendalikan tingkatan stresnya dari pada yang lebih muda.
176.    Perilaku prososial : kepedulian kepada orang lain.
177.    Precocious puberty : dimana terjadi kelainan yang berhubungan pubertas yang tidak tepat waktu atau terlalu cepat dan terlalu dini.
178.    Anorexia nervosa : gangguan pola makan dengan usaha diet yang tidak pandang walaupun dirinya sudah kurus tapi tetap menahan rasa lapar, menurut diri sendiri gemuk tapi menurut orang lain kurus.
179.    Bulimia nervosa : dimana pola makan sangat konsisten tapi setelah memakan makanan lalu dia memuntahkannya kembali.
180.    Fabel pribadi : dimana ego di masa remaja yang beranggapan dirinya unik dan tidak terkalahkan.
181.    Fenomena ” top dog “ pada fase sekolah : dimana terjadi perubahan status sosial dimana di suatu kondisi ia menjadi paling tua di sekolah dasar, tapi ketika menjadi anak sekolah menegah dia menjadi paling kecil
182.    Melcryptovestimentaphiliac: sebutan untuk seseorang yang suka mencuri pakaian dalam wanita.
183.    Batophobia: fobia / takut berada di dekat bangunan tinggi.
184.    Witzelsucht: kelainan saraf dimana penderitanya secara tak terkontrol membuat plesetan kata dan menceritakan lelucon kasar.
185.    Deja Vecu (baca: Deya Vay-Koo): kondisi saat seseorang mengira kalau ia sedang mengalami Deja Vu.
186.    Selcouth: sebutan untuk seseorang dengan kepribadian yang aneh dan langka.
187.    Sindrom Asperger: kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima.
188.    Self control: keyakinan bahwa seseorang dapat mencapai hasil hasil yang diinginkan lewat tindakannya sendiri.
189.    Spotlight Effect: ketika anda merasa seseorang sedang memperhatikan anda.
190.    Low Cyber Self-Esteem: sebutan untuk orang yang suka membuat status untuk menarik perhatian karena dirinya tidak percaya diri.
191.    Depersonalization: suatu kondisi dimana penderita merasa terlepas dari kehidupan nyata, seolah olah ia dalam sebuah film atau mimpi.
192.    Disleksia: sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis.
193.    Venustraphobia: ketakutan terhadap wanita cantik.
194.    Hippopotomonstrosesquippedaliophobia: phobia terhadap kata kata panjang.
195.    Claustrophobia: takut berada di ruang yang sempit, cenderung akan mulai gugup, berkeringat, kehabisan nafas
196.    Alter Ego:  kepribadian manusia yang terdiri dari dua / lebih pribadi, yang tumbuh bersama sama dalam satu tubuh manusia.
197.    Hypnagogic / Hypnopompic Hallucination: halusinasi yang sering kali muncul begitu saja saat penderita hendak tidur.
198.    Jet Lag: kondisi fisiologis yang terganggu (sakit kepala, kelelahan) akibat perjalanan melintasi zona waktu yang berbeda.
199.    Dyscalculia: kesulitan untuk memahami angka dan perhitungan secara matematika.
200.    Textaphrenia: keadaan dimana seolah olah mendengar suara pesan masuk atau ponsel bergetar.
201.    Nyctophobia: phobia ketakutan terhadap kegelapan / malam.
202.    Atychiphobia: fobia atau rasa takut berlebih akan gagal / kegagalan.
203.    L-word Phobia: fobia / takut punya pacar lagi karena trauma di sakiti.
204.    Galau: keadaan dilematis dimana seseorang tidak mampu mendefinisikan perasaannya sendiri, dan ada dalam fase ketidakjelasan.
205.    Alexithymia (Aleksitimia):  kesulitan mengungkapkan perasaan kepada orang lain.
206.    Heliophobia: ketakutan terhadap matahari dan sinarnya akibatnya penderita lebih memilih berada di dalam ruangan tertutup.
207.    Gangguan kecemasan: istilah yang mencakup beberapa bentuk ketakutan dan kecemasa patologis dan abnormal.
208.    Hipotimia: keadaan seseorang yang selalu murung dan sedih, selalu mengeluh dan tak punya semangat.
209.    Accismus: keadaan dimana anda berpura pura tidak tertarik pada seseorang atau sesuatu tapi sebenarnya anda tertarik.
210.    Eisoptrophobia: fobia / takut pada cermin / takut melihat refleksi diri sendiri.
211.    Pica: gangguan yang memiliki keinginan kompulsif untuk makan  atau mengunyah hal yang tidak benar-benar tidak layak disebut makanan.
212.    Retrouvailles: perasaan bahagia seseorang setelah sekian lama akhirnya bertemu kembali.
213.    Cathisophobia: fobia atau ketakutan untuk duduk, sehingga lebih memilih berdiri.
214.    Librocubicularist: sebutan untuk seseorang yang suka membaca ditempat tidur.
215.    Hypochondriasis: gangguan dimana seseorang disibukkan dengan rasa takut mengalami penyakit serius padahal mereka sehat.
216.    Habituasi : menurunnya respons karena stimulus yang diberikan telah diulang beberapa kali.

217.    Dishabituasia : meningkatnya respons karena stimulus yang diberikan telah dirubah tau bisa dikatan telah mendapatkan stimulus yang baru maka peningkatan respons akan terjadi.
218.    Persepsi menyeluruh : kemampuan mengintegrasikan informasi dari dua atau lebih, misalnya pendengaran dan pengelihatan.
219.    Affordances : dimana kondisi yang berkesempatan berinteraksi dengan benda-benda yang menurut kemampuan kita, bisa kita gunakan.
220.    Asimilasi : memasukan informasi yang baru ke dalam skema-skema yang sudah ada,  atau skema yang telah dimiliki untuk menangani informasi atau penalaman yang baru.
221.    Akomodasi : bagaimana anak-anak harus menyesuaikan skema-skema yang sudah ada agar dapat menangani informasi atau pengalaman yang baru.
222.    Organisasi : yang mana bertemu nya pemikiran-pemikiran dan tingkah laku yang terpisahsatu sama lain kedalam satu sistem yang tingkatannya lebih tinggi.
223.    Ekuilibrium : menjelaskan bagaimana cara berpikir anak dari tahap satu ketahap yang lain.
224.    Emosi primer : dimana emosi ini telah dimiliki oleh setiap makhluk hidup yang muncul pada kehidupan pertama. Yang tepatnya muncul pada 6 bulan pertama dalam kehidupan.
225.    Emosi sadar diri : memerlukan kewaspadaan diri yang melibatkan kesadaran dan rasa kekuatan. Emosi ini muncul pada paruh tahun kedua pertama hinngga tahun kedua.
226.    Basic cry : tangisan ini menunjukan bahwa si bayi telah lapar, yang berciri-ciri : satu tangisan, diikuti oleh diam sesaat, dan diteruskan satu siulan kecil kemudian satu lagi masa diam dan diikuti tangisan lagi.
227.    Anger cry : tangisan ini lebih banyak udara yang keluar melalui tali suara, tangisan ini juga bisa disebut tangisan kemarahan.
228.    Pain cry : tangisan ini di picu oleh stimulus yang berintesitas tinggi, yang berciri-ciri : tangisan ini dia awali dengan tangisan panjang dan tiba-tiba diikuti menahan nafas; tanpa rintihan.
229.    Easy child : dimana seorang anak memiliki suasana hati yang positif dan dapat beradabtasi dengan lingkungan yang baru.
230.    Difficult child : bereaksi secara positif dan membuat kehidupannya dalam kerumitan dan sangat lambat beradabtasi dengan lingkungan yang baru.
231.    Slow to warm up child : dimana anak yang berada pada posisi antara easy child dan difficult child, yang mana aktivitas yang rendah, agak negatif, dan memiliki suasana intensitas hati yang rendah.
232.    Egosentrisme : ketidak mampuan dalam membedakan perspektif diri sendiri dan orang lain, seperti halnya ketika anak bermain petak umpet, yang mana dia menutup mata supaya tidak ketahuan , tapi orang lain dapat melihatnya dan dirinya tidak dapat melihat orang lain.
233.    Animisme : dimana memiliki perspektif bahwa sanya benda mati dapat menyerupai benda hidup, seperti halnya ketika anak jatuh tersandung batu maka si anak itu akan menyalahkan batu tersebut karena ia kira batu yang menjatuhkan nya.
234.    Pendekatan montessori : dimana suatu kegiatan yang membebaskan anak melakukan aktivitasnya sendiri tanpa ada paksaan, walaupun beralih dari aktivitas satu ke aktivitas yang lain.
235.    Theory of mind : teori ini mengacu pada kesadaran  diri sendiri dan pemikiran orang lain yang melaui proses mental.
236.    Short term memory : dimana individu harus mempertahankan informasi yang di dapatkan secara singkat tanpa harus ada pengulangan.
237.    Abnormalitas kromosom dan gen : abnormalitas kromosom kadangkala, ketika sebuah gamet dibentuk, sperma dan ovum tidak memiliki rangkaian 23 kromosom yang normal. Contoh : sindrom down. Sedangkan abnormal gen kadangkala, terdapat gen-gen yang berbahaya dalam DNA, hal ini bisa disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturnan.
238.    USG, MRI janin, Chorionic villus sampling,amniocentis, maternal blood screening, noninvasie prenatal diagnosis (NIPD) : USG : alat untuk mengetahui struktur janin dan dapat mengetahui kelainan-kelainan struktur janin.  MRI : alat ini dapat menghasilkan gambar yang lebih detail dari organ dan struktur tubuh. Chorionoc villus sampling : alat ini dapat mengetahui atau mendetaksi kelainan genetik dan kromosom, melalui cara mengambil bagian kecil dari plasenta. Amniocentis : untuk mengetahui kelainan kromosom atau metabolis pada janin. Maternal blood screening : untuk mengindetifikasi kelahiran apakah memiliki resiko lebih tinggi untuk cacat lahir. NIPD : untuk mendeteksi gen yang diwariskan dari orang tua janin dan memeriksa sel-sel yang bersirkulasi dalam darah ibu dan analisis DNA janin yang bebas dalam plasma maternal.
239.    Periode germinal : periode yang berlangsung pada peroide dua minggu pertama setelah pembuahan. Yang mana pada periode ini terjadi pembentukan zigot, pembelahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding rahim, dan sel tersebut kini disebut blastokis yaitu lapisan sel-sel dalam yang akan berkembang menjadi embrio, dan trofablos, yaitu lapisan sel-sel luar yang nantinya menyediakan gizi dan dukungan untuk embrio.
240.    Periode embrionik :  periode yang berlangsung antara dua hingga delapan minggu setelah pembuahan. Selama pada periode ini kecepatan diferensiasi sel mulai meningkat, sistem pendukung mulai terbentuk dan organ mulai tampak. Sistem pendukung tersebut adalah : amnion,seperti kontong berisi cairan bening , tempat embrio berkembang dan terapung. Tali pusar, terdiri dari dua arteri dan sebuah pembuluh darah yaang menghubbungkan bayi dengan ari-ari. Plasenta, terdiri dari sekelompok jaringan yang berbentuk seperti piringan, tempat pembuluh darah kecil dari ibu dan dari bayinya saling menjalin namum tidak bergabung.
241.    Periode fetal : periode ini dimulai dari dua bulan setelah pembuahan  dan umum nya berlangsung tujuh bulan, setelah tiga bulan berjalan atau setelah pembuahan panjang bayi sudah 3 inci dan beratnya 3 ons, dan janin mulai aktif mengerakkan tangan dan kakinya, membuka dan menutup mulutnya , serta menggerakkan kepalanya.
242.    Teratogen : adalah unsur yang berpotensi mengakibatkan kelainan kelahiran atau secara negatif menyebabkan perubahan kognitif dan perilaku.
243.    Perawatan kelahiran : perawatan kelahiran dapat dilakukan secara medis dengan cara memerikasakan kandungan atau memeriksakan kondisi atau penyakit yang dapat ditangani . dan juga bisa memalui pendidikan, sosial, dan memberikan gizi yang komprehensif.
244.    Skala APGAR : metode yang banyak digunakan untuk menilai kesehatan bayi di satu dan lima menit setelah kelahiran, dan skala ini juga mengevaluasi detaj jantung , usaha bernafas, sifat oto, warna tubuh, dan kepekaan refleks bayi. Khususnya efektif untuk mengukur kemampuan bayi yang baru lahir untuk berespon terhadap stres akibat proses kelahiran  dan menghadapi kehidupan yang baru.
245.    Skala NBAS : skala ini digunakan sebagai indeks sensitif untuk mengukur kompetensi neurologis dalam beberapa minggu atau beberapa bulan setelah kelahiran dan digunakan  diberbagai studi perkembangan bayi. Dan dapat mengukur perkembnagan neurologis, refleks, dan reaksi bayi terhadap objek yang lain.
246.    Skala NNNS : Dapat menganalisis yang lebih komprehensif mengenai perilaku, respons, neurologis dan stres, serta kapasitas regulatori dari bayi yang baru lahir.
247.    Post partum depression : karakteristik dari wanita yang kuat berupa kesedihan, kecemasan, atau keputuasaan minimum selama dua minggu sehingga mereka kessulitan mengatasi tugas sehari-hari selama periode pascamelahirkan.
248.    Pola sekalofaudal : urutan pertumbuhan yang selalu berawal dari atas-kepala-dengan pertumbuhan fisik yang mencakup ukuran, berat, serta diferensiasi karakter secara bertahap dilanjutkan dari tubuh bagian atas ke bagian bawah.
249.    Pola proksimodista : l urutan perkembangan yang dimulai pada bagian tengah lalu bergerak menuju bagian ujung.
250.    Tidur REM : dimana ketika tidur mata terpejam tapi bola mata bergerak.
251.    SIDS : suatu kondisi dimana bayi berhenti bernafas, biasanya terjadi di malam hari, dan meninggal mendadak tanpa sebab yang jelas. Adapun penyebabnya bayi memiliki berat tubuh yang rendah, menghisap asap rokok, yang lebih sering bayi mengalami abnormalitas fungsi batang otak yang mencakup neurotransmitter serotonin, dll
252.    Marasmus : pengkerutan jaringan penting akibat kekurangan protein dan kalori yang parah pada bayi  selama satu tahun pertama. Sehingga bayi menjadi sangat kekurangan berat badan dan otot-ototnya mengalami atrofi.
253.    Kwashiorkor : kondisi yang lebih parah dari pada marasmus, yang kekurangan protein yang parah dengan perut dan kaki anak menggelembung berisi air; biasannya terjadi pada usia 1 hingga 3 tahun, anak yang mengalami kwashiorkor biasanya terlihat tidak kekurangan gizi, meskipun pada kenyataannya tidak demikan yang akan menjadikan kaki dan perut anak bengkak berisi air , dan juga menyebabkan gizi mengumpul di bagian vital tertentu dan anak juga sering lesu.
254.    Rooting reflex : refleks mencari , seperti halnya jika kita mengusap tangan kita di bagian pipi, maka bayi akan merespon dengan cari atau memalingkan kepalanya dan mencari benda yang menyentuhnya.
255.    Sucking reflex : refleks menghisap, bayi yang baru lahir akan secara otomatis akan menghisap benda apa saja yang di tempelkan di mulutnya, karena refleks ini akan memudahkan bayi mendapatkan makanan dari ASI.
256.    Reflex moro : respon ini akan muncul jika dia mendengar kan suara atau gerakan yang mengejutkan
257.    Grasping reflex :  refleks menggenggam, yang mana bayi akan menggenggan jika ada benda yang di taruh di tangannya , pada 3 bulan terakhir bayi akan menggenggamsemakin kuat.
258.    Gross motor skill : keterampilan yang melibatkan aktivitas otot besar, seperti berjalan dan menggerakkan tangan.
259.    Fine motor skill : keterampilan yang melibatkan gerakkan yang halus, seperti keterampilan jari-jemari.
260.    Fantasi disadari: fantasi yang terjadinya disadari oleh individu ybs. Misal: seseorang sedang berimajinasi tentang suatu kejadian untuk novelnya
261.    Fantasi yang tidak disadari: fantasi yang terjadinya tanpa disadari atau disengaja oleh ybs. Fantasi semacam ini terjadi pada anak-anak, yang kadang-kadang menimbulkan dusta semu pada anak ysb.
262.    Fantasi Aktif: Fantasi yang terjadi-nya melibatkan secara aktif gejala-geja-la jiwa lainnya seperti pikiran, kemauan, perasaan, dst.
263.    Fantasi Pasif: Fantasi yang terjadi-nya tidak melibatkan gejala-gejala jiwa lainnya secara pasif. Pada fantasi pasif seolah-olah kedasaran dibiarkan untuk tempat bermainnya daya fantasi.
264.    Fantasi Mencipta: Fantasi aktif yang mampu menghasilkan karya kreatif misalnya lagu, lukisan, cerpen, novel, dst.
265.    Fantasi Tuntunan: Fantasi aktif yang yang terjadinya dibawah tuntunan sesuatu misalnya fantasi yang timbul pada saat membaca novel, melihat film, mendengarkan lagu, dst.
266.    Q technique: korelasi skor dari dua pribadi pada satu seri tes.
267.    Quadriplegia: kelumpuhan pada seluruh empat anggota tubuh
268.    Quantal : menyinggung satu variable yang berubah lewat tingkat-tingkat diskret (dengan ciri sendiri bukan dengan rangkaian kesatuan atau kuanta (quanta).
269.    Reality testing: (psikoanalisis) fungsi dasar dari ego, terdiri atas penilaian objektif dan pertimbangan dari dunia luar.
270.    Reasoning : proses berpikir, khususnya proses berpikir logis atau berpikir memecahkan masalah.
271.    Rebirth fantasy : (psikoanalisis) ; suatu fantasi yang tidak disadari dan simbolis mengenai lahir atau bangkit kembali, biasanya dinyatakan sebagai makhluk yang ada didalam air atau muncul dari air
272.    Recall: Proses memanggil atau menimbulkan kembali dalam ingatan sesuatu yang telah dipelajari.
273.    Recapitulation theory : teori yang menyatakan bahwa dalam perkembangan individualnya, organism-organisme berlalu lewat bermacam-macam tahap karakteristik perkembangan evolusioner dari ras atau sukunya.
274.    Recept : Satu kesan atau gambaran mental yang terbentuk oleh pengulangan tanggapan.
275.    receptive aphasia : satu ketidakmampuan berbahasa dengan tanda individu tidak dapat memahami materi yang diucapkan atau ditulis.
276.    Receptivity : keterbukaan atau kemauan untuk menerima ide atau sugesti
277.    Recess : satu periode tanpa pekerjaan; satu periode istirahat
278.    Recidivism : pengulangan tingkah laku criminal.
279.    Reciprocity : kepercayaan pada diri anak-anak yang menyatakan bahwa hukuman itu harus dikaitkan dengna satu pelanggaran atau kejahatan.
280.    Recitation : Ingatan oral dari materi yang dipelajari.
281.    Recognition : satu kesadaran bahwa suatu objek, seseorang, atau sesuatu peristiwa itu sudah dikenalnya atau dipelajari di masa lalu.
282.    Seclusion need : kebutuhan akan keleluasaan pribadi
283.    Seclusiveness : kecenderungan untuk mengasingkan diri, terputus dari perkawanan insane
284.    Secondary extinction : kecenderungan suatu reaksi terkondisi untuk menjadi semakin lemah atau punah.
285.    Secondary narcissism : penarikan atau hapusnya libido dari tubuh dan penanaman atau investasinya didalam ego
286.    sect : sekelompok individu yang sangat setia dan kuat melekat pada satu perangkat prinsip, kepercayaan, dan keyakinan
287.    Security : keadaan dapat merasa aman dan tidak takut atau kuatif mengenai pemuasan kebutuhan sendiri di kemudian hari
288.    Seduction : proses membujuk orang lain untuk melakukan praktik seksual yang haram
289.    Seizure : satu serangan tiba-tiba suatu penyakit kejang-kejang
290.    Selection indeks : satu rumus untuk menentukan kekuatan diskriminasi/ membedakan dari satu item atau satu tes
291.    Thema : interaksi individu dan lingkungan, didalam satu kisah tingkah laku
292.    Theory : satu prinsip umum yang dirumuskan untuk menjelaskan sekelompok gejala-gejala yang berkaitan
293.    Therapeutic : menyinggung hal-hal yang bersifat kuratif / menyembuhkan fungsinya
294.    Therapist : seseorang yang dilatih dalam pengobatan penyakit dan gangguan / kekacauan
295.    Theriomorphism : memberikan sifat kualitas hewani kepada jenis manusia
296.    Thermalgesia : satu kondisi patologis dengan perangsangan panas yang menyebabkan rasa sakit
297.    Thermanesthesia : ketidakpekaan untuk merasakan perangsang panas dan dingin.
298.    Philematophobia: fobia atau rasa takut untuk berciuman
299.    Hyperthymesia: istilah dimana seseorang mampu mengingat segala hal yang terjadi padanya
300.    Somniloquy: istilah untuk orang yang memiliki kebiasaan berbicara saat tertidur.
301.    Catagelophobia: takut akan ditertawakan / diejek.
302.    Coimetrophobia: ketakutan pada kuburan.
303.    Katsaridaphobia: fobia / takut pada kecoa.
304.    Micro Expression: sebuah ekspresi singkat pada wajah yang sesuai dengan emosi yang sedang terjadi.
305.    Automatonophobia: fobia / ketakutan pada patung / boneka.
306.    Frigensophobia: ketakutan bahwa memakai ponsel bisa merusak otak.
307.    Alexithymia (Aleksitimia): kesulitan mengungkapkan perasaan kepada orang lain.
308.    Somnabulisme: suatu gangguan yang menyebabkan seseorang bangun dan berjalan saat sedang tidur.
309.    Alekthophilia: sebutan untuk seseorang yang memiliki kecintaan pada ayam.
310.    Ambulophobia: fobia atau ketakutan akan berdiri dan berjalan.
311.    Batophobia: fobia / takut berada di dekat bangunan tinggi.
312.    Masokisme: kesenangan yg berasal dari rasa sakit fisik / psikologis yg ditimbulkan diri sendiri / orang lain.
313.    Athazagoraphobia: ketakutan akan dilupakan / diabaikan.
314.    Anuptaphobia: Ketakutan menikahi orang yang tidak tepat.
315.    Alloxdoxaphobia: rasa takut terhadap pendapat.
316.    Mnemophobia: takut akan kenangan, kejadian yang sudah berlalu.
317.    Megalomania: suatu kecenderungan untuk menilai diri secara berlebihan atau menghargai diri melampaui batas.

 
biz.