BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam menjalani hidup, kita mengalami berbagai permasalahan. Oleh karena itu, problem solving atau pemecahan masalah merupakan sesuatu yang biasa dalam hidup manusia. Dalam memecahkan masalah seseorang harus melalui berbagai langkah seperti mengenal setiap unsur dalam masalah itu, mencari aturan-aturan yang berkenaan dengan masalah itu, dan dalam segala langkah pasti memerlukan sebuah pemikiran. Jadi, kebanyakan aktivitas problem solving (pemecahan masalah) melibatkan proses berpikir atau kognitif.
Problem solving atau pemecahan masalah adalah suatu aktivitas pengambilan jalan keluar agar terjadi kesesuaian antara hasil yang diharapkan. Problem solving atau pemecahan masalah melibatkan membandingkan hal-hal, tetapi selalu ditujukan untuk datang ke semacam solusi. Satu hal yang kita tahu tentang pemecahan masalah adalah bahwa hal itu biasanya jauh lebih sulit bagi orang untuk melakukan ketika masih dalam bentuk abstrak.
Ibu merupakan sosok yang tidak bisa dihilangkan dalam sebuah keluarga. Keluarga yang bahagia, merupakan hasil dari perjuangan seorang ibu dalam menangani banyak hal di dalamnya. Ibu adalah sosok berharga dalam keluarga, sosok superhero, sosok tokoh utama yang dibutuhkan oleh semua orang.
B. TUJUAN
1. Untuk melengkapi tugas makalah
2. Untuk mengetahui apa problem solving dan peran ibu dalam keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PROBLEM SOLVING
Problem solving atau pemecahan masalah oleh Evans (1991) didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang berhubungan dengan pemilihan jalan keluar atau cara yang cocok bagi tindakan dan pengubahan kondisi sekarang (present state) menuju kepada situasi yang diharapkan (future state atau desire goal). Sedangkan menurut Hunsaker, problem solving atau pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan (Hunsaker, 2005).
Problem solving atau pemecahan masalah melibatkan membandingkan hal-hal, tetapi selalu ditujukan untuk datang ke semacam solusi. Satu hal yang kita tahu tentang pemecahan masalah adalah bahwa hal itu biasanya jauh lebih sulit bagi orang untuk melakukan ketika masih dalam bentuk abstrak.
Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah. Secara umum dikemukakan bahwa problem timbul apabila ada perbedaan atau konflik antara keadaan satu dengan lain dalam rangka untuk mencapai tujuan, atau juga sering dikemukakan apabila ada kesenjangan antara das Sein dan das Soilen. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam problem solving adalah directed, yang mencari pemecahan dan dipacu untuk mencapai pemecahan masalah tersebut.
B. METODE PEMECAHAN MASALAH
Pada dasarnya tata cara, prosedur atau strategi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah ada dua macam:
1. Algoritma
Suatu perangkat aturan atau tata cara yang apabila aturan ini diikuti dengan benar maka akan ada jaminan adanya pemecahan terhadap masalah. Strategi ini dijalankan tanpa pengetahuan khusus yang dapat membimbing seseorang ke arah pemecahan masalah. Cara ini boleh dikatakan trial and error secara buta. Dalam hal ini terdapat dua macam bentuk, yaitu:
a. Penemuan acak tidak sistematis (unsystematic random search)
Cara ini ditempuh dengan mencoba semua jalan, sehingga dapat terjadi pencarian dua kali atau lebih pada jalan atau cara yang sama.
b. Penemuan acak sistematis (systematic random search)
Setiap jalan atau cara yang pernah ditempuh dicatat, sehingga tidak akan terjadi pengulangan pada cara yang sama yang dianggap tidak berhasil.
Metode penemuan secara acak hanya efisien pada ruang masalah yang sempit, sementara ruang permasalahan yang luas dan barangkali lebih tepat jika digunakan pendekatan heuristik.
2. Heuristik
Pendekatan heuristik dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan pengetahuan seseorang untuk mengeidentifikasi sejumlah jalan atau cara yang akan ditempuh dan dianggap menjanjikan bagi penemuan pemecahan suatu masalah. Ada beberapa metode dalam pendeaetan heuristik yaitu:
a. Proximity Methods
Seseorang menempuh jalan atau cara yang dipersepsi lebih mendekati tujuan yang diinginkan.
b. Analogi
Analogi dapat dilakukan dengan cara membandingkan pola masalah yang tengah dihadapi dengan pola masalah serupa yang pernah dialami baik oleh orang yang bersangkutan atau orang lain.
c. Maching
Cara ini hampir sama dengan metode kedekatan. Seseorang memahami situasi yang tengah dihadapi dengan tujuan yang diinginkan. Lalu ia membandingkan dengan pengetahuan yang ada di ingatannya.
d. Generate-Test Method
Problem solving atau pemecahan masalah membutuhkan dua tahapan proses. Pertama, satu cara atau strategi pemecahan yang paling memungkinkan dicari atau dihasilkan. Kedua, gagasan pemecahan yang dihasilkan di uji apakah dapat berjalan dengan baik atau efektif. Jika belum berhasil, akan dicari cara pemecahan lain yang paling memungkinkan kemudian diuji atau dipraktikkan. Demikian seterusnya sampai diketemukan jalan pemecahan atas masalah itu.
e. Means-Ends Analysis
Orang yang menghadapi masalah mencoba membagi permasalahan menjadi bagian-bagian tertentu dari permasalahan tersebut.
f. Backward Search
Strategi ini dilakukan dengan berjalan mundur. Dengan maksud meminta orang memulai pda tujuan yang diinginkan (goal state) dan bergerak mundur ke belakang menuju pada keadaan yang dihadapi semula (original state).
g. Forward Search
Strategi berjalan ke depan, sebagai kebalikan dari strategi berjalan mundur. Seseorang memulai dari kenyataan yang dihadapi, kemudian secara bertahap bergerak menuju pada tujuan akhir yang diinginkan.
C. PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) DALAM PSIKOLOGI KOGNITIF
Dalam perkembangannya, istilah kognitif menjadi popular sebagai salah satu wilayah psikologi manusia atau satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikirm dan keyakinan termasuk kejiwaan yang berpusat di otak juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa.
Menurut penelitian bahwa tahap-tahap perkembangan individu atau pribadi serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu. Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif sebagai skemata (Schemas) yaitu kumpulan dari skema-skema. Skema berkembang secara kronologis sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dengan demikian seorang individu lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap dibandingkan ketika ia masih kecil.
Pemantauan kognitif (cognitive monitoring) adalah proses pencatatan hal-hal yang sedang dikerjakan, apa yang akan dikerjakan kemudian, dan seberapa efektif kegiatan mental tersebut berkembang. Pemantauan kognisi selain untuk memahami dan memecahkan masalah sosial, juga penting dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan aspek non sosial dari inteligensi.
Orang tua, guru, dan teman sebaya dapat menjadi sumber yang efektif untuk meningkatkan pemantauan kognitif remaja. Pengajaran timbal balik adalah strategi pengajaran yang semakin banyak dipakai. Sedangkan Pemrosesan informasi sosial memusatkan perhatian pada cara seseorang menggunakan proses kognitifnya, seperti perhatian, persepsi, ingatan, pemikiran, penalaran, harapan dan seterusnya untuk memahami dunia sosial mereka.
Berkaitan erat dengan keterampilan pengambilan keputusan yang tepat adalah berpikir kritis. Berpikir kritis meliputi kemampuan seseorang untuk memahami makna yang mendalam dari suatu masalah, keterbukaan pikiran terhadap berbagai pendekatan atau pandangan yang berbeda, dan menentukan sendiri hal yang diyakininya. Agar pemikiran kritis dapat berkembang secara efektif, dibutuhkan dasar yang kuat dalam hal keterampilan dan pengetahuan dasar di masa kanak-kanak.
Menurut Piaget, intelegensi terditri dari tiga aspek, yaitu:
1. Struktur (Scheme).
2. Isi (Content): pola tingkah laku spesifik ketika individu menghadapi masalah.
3. Fungsi (Fungtion). Dua macam fungsi invariant:
a. Organisasi: kecapkapan seseorang dalam menyusun proses-proses fisik dan psikis dalam bentuk system-sistem yang saling berhubungan.
b. Adaptasi: penyesuaian diri indivdu terhadap lingkungannya. Proses terjadi adaptasi Dari skemata telah terbentuk dengan stimulus baru yang dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Asimilasi: proses pengintegrasian secara langsung stimulus baru ke dalam skemata yang telah terbentuk/proses penggunaan struktur atau kemampuan individu untuk mengatasi masalah dalam lingkungannya.
2) Akomodasi: proses pengintegrasian stimulus baru ke dalam skema yang telah terbentuk secara tidak langsung/proses perubahan respons individu terhadap stimuli lingkungan.
Dalam struktur kognitif setiap individu pasti ada keseimbangan antara asimilasi dengan akomodasi. Keseimbangan ini agar dapat mendeteksi persamaan dan perbedaan yang terdapat pada stimulus-stimulus yang dihadapi. Pada dasarnya pekembangan kognitif adalah perubahan dari keseimbangan yang dimiliki keseimbangan baru yang diperolehnya.
Piaget mengindentifikasi empat faktor yang mempengaruhi transisi tahap perkembangan anak, yaitu :
1) Kematangan
2) Pengalaman fisik/lingkungan
3) Transmisi social
4) Equilibrium : Mekanisme yang diajukan piaget untuk menjelaskan cara anak berpindah dari satu tahap berpikir ke tahap berikutnya. Perpindahan terjadi ketika anak mengalami konflik kognitif atau ketidakseimbangan. Akhirnya, anak menyelesaikan konflik dan mencapai keseimbangan atau equilibrium pikiran.
D. PERAN IBU DALAM KELUARGA MENURUT PSIKOLOGI
Menurut Baqir Sharif al-Qarashi (2003 : 64), bahwa para ibu merupakan sekolah-sekolah paling utama dalam pembentukan kepribadian anak, serta saran, untuk memenuhi mereka dengan berbagai sifat mulia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. yang artinya: “Surga di bawah telapak kaki ibu”, menggambarkan tanggung jawab ibu terhadap masa depan anaknya. (Zakiyah Daradjat, 1995 : 50)
Dari segi kejiwaan dan kependidikan, sabda Nabi di atas ditunjukan kepada para orang tua khususnya para ibu, harus bekerja keras mendidik anak dan mengawasi tingkah laku mereka dengan menanamkan dalam benak mereka berbagai perilaku terpuji serta tujuan-tujuan mulia, adapun tugas-tugas para ibu mendidik anak-anaknya yaitu :
1. Para ibu harus membiasakan perbuatan-perbuatan terpuji pada anak,
2. Para ibu harus memperingatkan anak-anak mereka akan segala kejahatan dan kebiasaan buruk, perilaku yang tidak sesuai dengan kebiasaan sosial dan agama,
3. Para ibu harus memiliki kesucian dan moralitas sebagai jalan pendidikan untuk putra-putri mereka,
4. Para ibu jangan berlebihan dalam memanjakan anak,
5. Para ibu harus menanamkan pada anak rasa hormat pada ayah mereka,
6. Para ibu jangan pernah menentang suami, sebab akan menciptakan aspek kebencian dengan kedengkian satu sama lain,
7. Para ibu harus memberi tahukan pada kepala keluarga setiap penyelewengan tingkah laku anak-anak mereka,
8. Para ibu harus melindungi anak dari hal-hal buruk menggoda serta dorongan-dorongan perilaku anti sosial,
9. Para ibu harus menghilangkan segala ajaran atau metode yang dapat mencederai kesucian serta kemurnian atau meruntuhkan moral dan etika seperti buku-buku porno novel,
10.Para ibu harus memelihara kesucian dan perilaku terpuji. (Baqir Sharif al-Qarashi, 2003 : 66)
Para ibu bertanggungjawab menyusun wilayah-wilayah mental serta sosial dalam pencapaian kesempurnaan serta pertumbuhan anak yang benar. Sejumlah kegagalan yang terjadi diakibatkan oleh pemisahan wanita dari fungsi-fungsi dasar mereka.
Ibu-ibu yang sering berada di luar rumah yang hanya menyisakan sedikit waktu untuk suami serta anak-anak telah menghilangkan kebahagian anak, menghalangi anak dari merasakan nikmatnya kasih sayang ibu, sebab mereka menjalankan berbagai pekerjaan di luar serta meninggalkan anak disebagian besar waktunya.
Ibu merupakan sosok utama yang memegang peranan penting dalam sebuah keluarga. Ibu memiliki banyak peranan dan mampu melakukan banyak hal untuk kebutuhan semua anggota keluarga. Sosok seorang super woman yang mampu melakukan banyak hal termasuk memasak, mengasuh anak, mendidik, menata rumah, dan banyak hal lainnya. Begitu banyaknya peran ibu tidak bisa dideskripsikan seberapa hebat sosok seorang ibu tersebut. Seorang ibu memberikan keseimbangan dalam sebuah keluarga. Berikut ini peran penting ibu dalam keluarga :
1. Ibu sebagai Seorang Manajer Keluarga
Ibu sebagai seorang manajer keluarga yang memiliki wewenang dalam mengatur semua hal yang terjadi dalam keluarga. Ibu sebagai seorang manajer juga bertugas menyatukan anggota keluarga dan menyelesaikan masalah yang ada. Ibu mengatur segala kebutuhan, perencanaan, penyelesaian masalah, keuangan, dan banyak hal lainnya.
2. Ibu sebagai Seorang Pendidik
Sosok seorang ibu juga berperan dalam hal pendidikan untuk anggota keluarga. Pendidikan yang dimaksud adalah apa yang diajarkan oleh seorang ibu kepada anaknya. Anak paling dekat dengan ibu. Penanaman pendidikan dilakukan sudah sejak dini. Ibu juga paling mengerti karakter anak sehingga mampu memberikan pendidikan yang sesuai. Ibu mendidik anak tentang apa yang harus dilakukan dalam kehidupan dan bagaimana menjadi seorang yang baik. Sepanjang daur pertumbuhan seorang anak dipengaruhi oleh ajaran ajaran dari ibu dan ayahnya untuk tumbuh menjadi manusia yang baik.
3. Ibu sebagai Seorang Psikolog bagi Anak dan Keluarga
Ibu menjadi seorang psikolog yang memperhatikan tumbuh kembang anggoota keluarganya mulai dari tumbuh kembang kejiwaan, karakteristik, perilaku yang dilakukan setiap anggota keluarga. Kejelian ibu memperhatikan hal tersebut digunakan untuk memberikan masukan apabila ada tingkah laku yang menyimpang dan agar setiap anggota keluarga tumbuh menjadi manusia yang baik di lingkungan masyarakat. Ibu juga memastikan anak tumbuh dengan karakter dan jiwa yang baik dan berguna untuk orang lain.
4. Ibu sebagai Perawat
Ibu juga merupakan sosok yang paling peduli tentang kesehatan anggota keluarganya. Ibu selalu memberikan yang terbaik untuk menjaga kesehatan keluarganya. Ibu memberikan nutrisi yang cukup agar anggota keluarga tidak jatuh sakit. Dan pada saat sakit, ibu merawat tanpa lelah untuk memperbaiki kesehatan anggota keluarganya. Ibu memberikan perawatan secara menyeluruh dan mengatur banyak hal dari menyeka, mengganti baju, menyuapi makan dan minum, mengingatkan minum obat dan membawakan obatIbu sebagai Seorang Koki.
5. Ibu sebagai koki hebat dalam keluarga
Ibu berperan menghidangkan makanan yang enak dan sehat untuk keluarga setiap harinya. Selain memasak makanan utama, ibu juga menyiapkan cemilan, makanan penutup, dan hidangan lainnya. Ketrampilan ibu dalam hal ini tidak perlu ditanyakan. Masakan ibu selalu menjadi yang ter-enak dan dirindukan oleh anggota keluarga. masakan ibu dirasa memiliki cita rasa yang khas dan tidak ada orang lain yang bisa memasak seenak masakan ibu.
6. Ibu sebagai Pelindung
Ibu juga berperan sebagai pelindung baik secara fisik maupun mental dan emosional. Ibu sebagai pelindung mental dan emosi siap mendengarkan cerita kehidupan tiap anggota keluarganya dan memberikan masukan positif yang selalu berisi dukungan dan nasehat. Ibu juga sebagai seorang pelindung secara fisik, tidak akan suka jika anaknya dilukai oleh orang lain dan membatasi anak untuk tidak bergaul dengan orang- orang yang salah. Pembatasan ini ditujukan untuk hal yang baik agar anak tidak salah pergaulan.
7. Ibu sebagai Panutan
Ibu merupakan sosok panutan yang selalu kuat. Ibu juga menanamkan nilai nilai keagamaan dan nilai kemanusiaan pada anak. Ibu sebagai panutan juga diperlihatkan dari aktivitas yang dilakukannya. Sosok ibu yang baik memberikan panutan positif pada anak untuk meniru perbuatan baik tersebut.
8. Ibu sebagai Akuntan Keluarga
Ibu mengatur semua pemasukan dan pengeluaran dalam rumah tangga. Ibu mengatur finansial keluarga dengan sangat rapi agar semuanya terencana dan keuangan keluarga menjadi stabil. Ibu juga yang mengetahui pembatasan penggunaan keuangan untuk hal yan gpenting atau tidak sehingga memiliki wewenang untuk membatasi hal tersebutIbu sebagai Motivator Keluarga.
9. Ibu sebagai seorang motivator
Ibu selalu memberikan dukungan pada setiap anggota keluarganya selama hal tersebut dinilai positif. Ibu juga memberikan semangat tiada batas untuk mendukung perkembangan anaknya menjadi sosok sosok yang luar biasa. Ibu juga yang membangkitkan semangat anak saat mereka putus asa atau tidak memiliki tujuan.
10. Ibu sebagai Dokter Keluarga
Ibu sebagai dokter keluarga mengetahui tanda- tanda anggota keluarga yang akan sakit. Ibu akan memberikan obat yang terbaik untuk anggota keluarga yang sakit. Ibu menemani berobat dan mengurus segala keperluan pengobatan. Ibu memperhatikan perbaikan atau perburukan kondisi dan memiliki alternatif pengobatan dari berbagai sumber.
11. Ibu sebagai Fashion Designer
Ibu juga sangat memperhatikan tentang apa yang sedang dikenakan oleh semua anggota keluarganya. Ibu memperhatikan apakah pakaian yang digunakan anak dan suami sudah sesuai, apakah cukup bersih dan wangi, apakah masih bisa digunakan atau perlu baru.Ibu sebagai fashion designer juga membantu memilihkan pakaian yang cocok untuk anggota keluarga, dari mulai baju, sepatu, tas, bahkan perlengkapan pakaian dalam.
12. Ibu sebagai Interior Designer
Ibu mampu mengatur pembagian ruangan, design rumah, tata letak inferior rumah, dan jenis barang- barang yang dibutuhkan dalam rumah agar rumah tampak nyaman untuk beraktivitas. Semua unsur diperhatikan dari mulai keindahan, keleluasaan gerak di dalam rumah, dan manfaatnya bagi semua anggota keluarga.
13. Ibu sebagai Sekertaris
Ibu juga bisa berperan sebagai seorang sekertaris profesional. Ibu mengenal dengan baik kebutuhan dalam rumah dan kebutuhan setiap anggota keluarga dan mempersiapkannya dengan baik. Ibu juga mengetahui seluruh jadwal aktivitas anggota keluarga. Dia tahu kegiatan apa saja yang akan dilakukan anak dan suami di luar rumah, dimulai pukul berapa dan selesai pukul berapa. Ibu juga mengatur jam berapa meraka akan sampai rumah dengan tepat waktu.
14. Ibu sebagai Ahli Perbaikan
Ibu adalah seorang perempuan yang bisa melakukan banyak hal termasuk hal yang seharusnya dilakukan oleh laki- laki. Ibu bisa memperbaiki berbagai macam barang yang rusak atau menemukan solusi untuk perawatan perabotan rumah tangga. Ibu juga mampu memperkirakan kualitas dan ketahanan barang untuk digunakan.
15. Ibu sebagai Sahabat
Ibu sebagai seorang sahabat yang paling baik. Ibu mendengarkan setiap keluhan, curhatan, dan memberikan masukan positif yang membangun. Ibu memberikan solusi pemecahan masalah dan menenangkan hati. Ibu merupakan teman paling dekat yang bisa dipercaya selayaknya sahabat baik.
16. Ibu sebagai Event Organizer
Ibu juga merupakan event organizer handal yang mampu menangani jenis acara keluarga baik acara resmi maupun acara jalan- jalan. Berbagai kebutuhan untuk acara akan dipersiapkan dengan baik. Mulai dari barang barang yang perlu dibeli sampai dengan jalannya acara atau tempat tujuan yang akan dituju.
17. Ibu sebagai Pegawai Tauladan
Ibu merupakan sosok multi tasking yang bisa memanage banyak hal secara bersamaan. Menjadi seorang ibu merupakan pekerjaan yang tiada habisnya. Namun tanpa kata lelah, ibu tetap bersemangat menyelesaikan seluruh pekerjaannya dalam rumah tangga.
18. Ibu sebagai Penjaga Kebersihan
Ibu mengawasi setiap sudut rumah dan tingkah laku anggota keluarga yang tidak menjaga kebersihhan rumah. Keindahan dan kerapian rumah menjadi hal yang penting bagi ibu untuk kennyamanan anggota keluarganya. Ibu akan terus mengingatkan anggota keluarga untuk menjaga kebersihan rumah bersama- sama.
19. Ibu sebagai Partner
Ibu sebagai partner dari sosok ayah yang kompak untuk segala keputusan terkait anak, keluarga, rumah, dan lainnya. Segala keputusan akan dibicarakan bersama untuk pilihan keputusan yang terbaik. Ibu juga merupakan partner dalam berbagai kegiatan.
20. Ibu sebagai Superhero
Segala macam kemampuan dimiliki oleh ibu sehingga menjadikannya seorang superhero. Ibu adalah wanita super yang berjuang untuk keluarganya. Ia mengesampingkan semua keinginannya dan mengorbankan diri untuk melihat kebahagian pada keluarganya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Problem solving atau pemecahan masalah adalah suatu aktivitas pengambilan jalan keluar agar terjadi kesesuaian antara hasil yang diharapkan. Problem solving atau pemecahan masalah melibatkan membandingkan hal-hal, tetapi selalu ditujukan untuk datang ke semacam solusi. Satu hal yang kita tahu tentang pemecahan masalah adalah bahwa hal itu biasanya jauh lebih sulit bagi orang untuk melakukan ketika masih dalam bentuk abstrak.
Dalam memecahkan masalah seseorang harus melalui berbagai langkah seperti mengenal setiap unsur dalam masalah itu, mencari aturan-aturan yang berkenaan dengan masalah itu, dan dalam segala langkah pasti memerlukan sebuah pemikiran. Jadi, kebanyakan aktivitas problem solving (pemecahan masalah) melibatkan proses berpikir atau kognitif.
Ibu merupakan sosok utama yang memegang peranan penting dalam sebuah keluarga. Ibu memiliki banyak peranan dan mampu melakukan banyak hal untuk kebutuhan semua anggota keluarga. Sosok seorang super woman yang mampu melakukan banyak hal termasuk memasak, mengasuh anak, mendidik, menata rumah, dan banyak hal lainnya. Begitu banyaknya peran ibu tidak bisa dideskripsikan seberapa hebat sosok seorang ibu tersebut. Seorang ibu memberikan keseimbangan dalam sebuah keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Kasijan, Z. 1984. Psikologi Pendidikan. PT. Bina Ilmu: Surabaya
Lasmahadi, Arbono. 2005. www.e-psikologi.com. Jakarta
MS, Suharman. 2005. Psikologi Kognitif. Srikandi: Surabaya
Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara: Jakarta
Jarvis, Matt. 2000. Teori-teori Psikologi. Nusa Media: Bandung
Walgito, Prof. Dr. Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Andi: Yogyakarta
Boeree. Dr.C.George. 2004. Personality Theories. Prismasophie: Yogyakarta
https://dosenpsikologi.com/peran-ibu-dalam-keluarga
http://belajarpsikologi.com/peranan-ibu-dalam-keluarga/