Rabu, 29 November 2017

makalah: PROSES PENGINDRAAN, PERHATIAN, PENGAMATAN DAN PERILAKU

PROSES PENGINDRAAN, PERHATIAN, PENGAMATAN DAN PERILAKU
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sesuai dari katanya, bahwa psikologi terdiri dari dua kata yang mempunyai arti. Psikologi ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Diman ilmu ini sangat penting untuk kita pelajari sebagai Mahasiswa dan Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam yang akan di aplikasikan nanti kalau sudah masuk dunia mengajar ataupun terjun di dalam masyarakat. Perhatian pada psikologi yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman meraka sendiri. Maka bagaiman tentang perhatian psikologi umum.
            Penginderaan, perhatian dan pengamatan biasanya dilakukan oleh orang yang cerdas, terjadi terhadap suatu proses dengan maksud merasakan dan memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan.
Penanggapan itu umumnya penghajatan kembali bekas-bekas yang diteima dahulu dari Penginderaan, perhatian dan pengamatan yang sekarang digambarkan kembali dalam kesadaran.
Dalam makalh ini akan di bahas satu persatu tentang perhatian terhadap psikologi umum beserta Penginderaan, perhatian dan pengamatan.
B.     Rumusan masalah   
1.      Apa Pengertian Pengindraan        ?
2.      Apa Pengertian Perhatian             ?
3.      Apa Pengertian Pengamatan         ?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang pengindraan
2.      Untuk mengetahui tentang perhatian
3.      Untuk mnegetahui tentang pengamatan
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengindraan
Sejak individu dilahirkan, ia langsung berinteraksi dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya dan menggunakan alat indera dalam mengenali dunia luar. Dalam mengenali dirinya sendiri maupun keadaan sekitar sangat berkaitan dengan persepsi. Karena itu proses penginderaan tidak dapat lepas dari proses persepsi, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan selalu terjadi setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat inderanya, melalui reseptornya. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya (Branca, 1965; Woodworth dan Marquis, 1957 dalam BImo Walgito, 1997).
Terkait dengan alat penginderaan dikenal pula konsep sensus yang dalam bahasa Indonesia sering dipadankan dengan rasa ataupun indera, tapi konsep rasa ini berbeda dengan perasaan (feeling).
Definisi penginderaan (sensation) menurut Wundt adalah penangkapan terhadap rangsang-rangsang dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang terkecil.
Definisi penginderaan (sensation) menurut Wundt adalah penangkapan terhadap rangsang-rangsang dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang terkecil.
Penginderaan meliputi  :
1.      Penglihatan
Alat penglihatan utama adalah mata. Rangsang berupa gelombang cahaya masuk ke dalam bola mata melalui bagian-bagian mata. Prosesnya cahaya masuk ke retina diteruskan berupa impuls menuju ke syaraf (otak) sehingga  objek dapat terlihat.
2.      Pendengaran
Alat pendengaran utama adalah telinga. Rangsang berupa gelombang suara masuk ke dalam telinga melalui bagian-bagian alat pendengaran. Bila seseorang tidak dapat mendengar, maka ada kemungkinan kerusakan pada pusat pendengaran yang menyebabkan gangguan fungsi intelek atau pada salah satu alat tempat berjalannya/penerus rangsang (conductive deafness) yang tidak ada hubungannya dengan fungsi intelek.
3.      Pengecap
Alat pengecap utama adalah lidah. Rangsang berupa larutan cairan melalui lidah (lingua) dan rongga mulut (cavumroris). Prosesnya adalah larutan/cairan diterima lidah masuk ke rongga mulut diteruskan nervus ke-9 menuju gyrus centralis posterior (pusat sensibilitas di kulit otak). Reseptor pada lidah ada 4 jenis penerima rangsang, yaitu : rasa manis, pahit, asin dan asam.
4.      Pembau
Alat pembau utama adalah hidung.  Rangsang berupa hawa/udara/bau melalui udara menuju ke reseptor yang ada di rongga hidung (cavum nasalis). Prosesnya adalah bau diterima oleh rongga hidung diteruskan oleh nervus ke-1 (saraf pembau) menuju gyrus centralis posterior (pusat sensibilitas di kulit otak).
5.      Perabaan
Alat perabaan utama adalah kulit. Rangsang yang diterima tubuh manusia dapat berupa rangsang : mekanis, thermis, chemis, elektris, suara, cahaya. Perabaan adalah ransang mekanis ringan pada bagian permukaan tubuh, khususnya yang tidak berambut seperti telapak kaki, bibir,dll. Reseptornya adalah corpuscula meissner dan corpuscula pacini.
B.     Perhatian
Aspek psikologis yang berkaitan dengan prilaku manusia adalah perhatian. Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa perhatian adalah pemusatan energy psikis yang tertuju kepada objek –objek tertentu dan sangat dipengaruhi banyak atau tidaknya kesadaran yang menyertai aktivitas yang  dilakukan. Selain itu juga perhatian manusia sangat tergantung kepada luas atau tidak objek perhatiannya, terjadinya (timbulnya), intensitasnya, dan daya tariknya (perhatian).
Pertama, perhatian berdasarkan pada luas atau tidaknya menunjukkan bahwa perhatian dapat terjadi secara terpencar dan terpusat. Perharian terpencar ialah, perhatian yang terteju pada berbagai objek sasaran. Perhatian terpusat (konsentrasi) ialah perhatian yang tertuju kepada satu objek dan terbatas satu focus perhatian.
Keduan, perhatian berdasarkan timbulnya, yakni perhatian yang terjadi secara spontan dan perhatian dengan di sengaja. Perhatian spontan ialah perhatian yang timbul tanpa diinginkan. Sedangkan perhatian disengaja ialah perhatian yang timbul akibat adanya usaha-usaha untuk memberikan perhatian.
Ketiga, perhatian berdasarkan intensitasnya, dibedakan atas banyak atau tidaknya kesadaran yang menyertai kegiatan. Prinsipnya adalah semakin banyak kesadaran yang menyertai suatu kegiatannya, maka semakin intensip perhatiannya. Sebaliknya semakin sedikit kesadaran yang menyertai suatu kegiatan, maka semakin sedikit kesadaran yang menyertai suatu kegiatan, maka semakin sedikitnya yang menyertai kegiatan (makin tidak intensip perhatiannya).
Keempat, perhatian berdasarkan pada objek dan subjek perhatiannya. Perhatian menurut objeknya mengarah kepada kualitas objeknya,daya tarik objeknya, baru, asing dan menonjol. Kegagalan orang mencari hal-hal baru atau aneh akan selalu menjadi focus perhatian seseorang. Sementara dari sisi subjektivitasnya, maka yang menjadi perhatian adalah yang berkaitan dengan sisi fungsi, sudut kepentingannya, tingkat kebutuhannya, jenis kegemaran, pekerjaan, jabatan, sejarah hidup dan sebagainya.
C.    Pengamatan
Manusia mengeal dunia riel sekitarnya adalah dengan cara melihatnya, mendengarkannya, membaunya, ataupun mengecapnya. Cara mengenal objek yang seperti ini biasanya  disebut dengan proses mengamati, sedangkan ketika dia melihat, mendengar atau mengecap berarti adanya modalitas pengamatan. Hal-hal yang diamati itu akan dialami menurut waktu, jumlah, dan materinya. Dalam pengamatan biasanya dilukiskan menurut pengaturannya agar memungkinkan subjek melakukan orientasi (Suryabrata, 1989).
Adapun pengaturan tersebut meliputi :
a)      Pengaturan menurut tata ruang yang dulukiskan dalam pengertian atas bawah, kiri kanan, jauh dekat, tinggi rendah, dan sebagainya.
b)      Pengaturan menurut waktu yang dilukiskan sebagai pngertian masa lampau, masa kini, dan masa yg akan datang.
c)      Pengaturan menurut gestal, yakni pengaturan sebagai kebulatan arti, missal kata rumah, orang, kursi, dan sebagainya.
d)     Pengaturan menurut arti , yakni pengamtan terhadap objek-objek menurut arti-arti dari masing-masing individual, misalnya kata pabrik bias diartikan dar sudut kegiatannya, yakni sebagai tempat orang memproduksi barang atau sebagai kegiatan organisai.
Beberapa aspek psikologis yang berkaitan dengan pengamatan sebagai berikut:
1.      Penglihatan
Penglihatan ialah proses pengenalan kepada objek-objek luar melalui alat indra penglihatan terhadap suatu kesatuan bentuk, lambing, atau warna. Melalui penglihahatan seseorang akan mendapatkan arti dan kesan yang pada akhirnya akan membentuk suatu perilaku.  Berdasarkan pada objeknya, maka penglihatan dapat dikelompokkan atas tiga bagian, yakni penglihatan menurut bentuk, kedalaman, dan warna.
a)      Melihat berdasarkan bentuk
Melihat bentuk berarti melihat suatu objek yang berdimensi dua. Arti dari suatu penglihatan tidak dapat berfungsi jika kita melihat objek terpisah antara yang satu dan yang lainnya. Suatu penglihatan akan berarti jika kita melihat suatu objek secara bersamaan antarletak (posisi) dengan latar belakangnya, antara bagian-bagian dengan keseluruhannya, atau objek-objek pokok dan latar belakangnya yang sekaligus terjadi secara simultan setiap objek penglihatan akan membentuk gestal berdasarkan kedekatannya, ketertutupan, ataupun kebersamaan dari suatu objek.
b)      Melihat menurut kualitas kedalamannya
Melihat menurut kedalamannya berarti kita melihat objek-objek dari sudut pandang tiga dimensi. Salah satu gejala yang terpenting dalam melihat kedalaman ialah adanya konstansi besarnya objek, misalnya  saat kita meletakkan telapak tangan dengan jarak 20 cm dan 30 cm dari sudut pandang mata kita, maka akan terlihat sama besarnya. Atau saat kita menghampiri orang lain, hal ini menunjukkan bahwa bukan berarti tubuh orang itu semakin besar, namun jarak kita yang semakin dekat  dengan dia. Beberapa factor yang menyebabkannya yaitu:
Ø  Objek-objek yang dihadapi tidak akan terlihat sebagai fenomena-fenomena yang berdiri sendiri, tetapi memiliki hubungan satu sama lainnya.
Ø  Adanya prinsip proporsionalitas, yakni proporsi atau perbandingan antara benda-benda yang pada dasrnya adalah sama. Hal terlihat jelas saat benda di hilangkan maka konstansi besranya pun hilang.
c)      Melihat menurut warna
Melihat suatu objek berdasarkan warna akan berdampak terhadap suasana perasaan dan nilai lambang warna. Melihat warna berdasarkan aspek perasaan (afektif) berarti adanya reaksi atau dinamika emosional seseorang. Missal kita melihat warna hitam dapat memberikan suasana takut. Sedangakn melihat warna menurut nilai lambang berarti memberikan makna potensial bagi seseorang atau kelompok. Dalam batas lingkungan kebudayaan Indonesia, warna putih melambnagkan kesucian, cerah; warna merah melambangkan sifat-sifat ekspansif, riang, dan ringan; warna hijau memberikan makna keseimbangan, keselarasan, ketenangan, adanya pengharapan, dan sebagainya (Suryabrata, 1989).
D. Perilaku
A. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmojo, 2005).
Psikologi memandang perilaku manusia (Human Behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Berbicara tentang perilaku, manusia itu unik /khusus. Artinya tidak sama antar dan inter manusianya. Baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat, maupun kepribadian. Manusia berperilaku atau beraktivitas karena adanya tujuan tertentu. Dengan adanya need atau kebutuhan diri seseorang maka akan muncul motivasi/penggerak , sehingga manusia itu berperilaku , baru tujuan tercapai dan individu mengalami kepuasan. Siklus melingkar kembali memenuhi kebutuhan berikutnya atau kebutuhan lain dan seterusnya dalam suatu proses terjadinya perilaku manusia (Widyatun, 1999).
Sedangkan menurut Bandura, suatu formulasi mengenai perilaku dan sekaligus dapat memberikan informasi bagaimana peran perilaku itu terhadap lingkungan dan terhadap individu atau organisme yang bersangkutan. Formulasi Bandura berwujud B= behavior. E=environment, P=person,atau organisme. Perilaku lingkungan dan individu itu sendiri saling berinteraksi satu sama lain. Ini berarti bahwa perilaku individu dapat mempengaruhi individu itu sendiri, disamping itu perilaku juga berpengaruh pada lingkungan. Demikian pula lingkungan, dapat mempengaruhi individu (Walgito,2003).
B. Proses Pembentukan Perilaku
Menurut Walgito (2003), pembentukan perilaku dibagi menjadi 3 cara sesuai keadaan yang diharapkan, yakni:
1.      Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, maka akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut.cara ini didasarkan atas teori belajar kondisioning baik yang dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner terdapat pendapat yang tidak seratus persen sama, namun para ahli tersebut, mempuntai dasar pandangan yang tidak jauh beda satu sama lain.
2.      Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan, pembentukan perilaku juga dapat ditempuh dengan pengertian. Cara ini didasarkan atas teori belajar kognitif yaitu belajar disertai dengan adanya pengertian. Bila dalam eksperimen Thorndike dalam belajar yang dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam belajar yang dipentingkan dalah pengertian. Kohler adalah salah satu tokoh psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif.
3.      Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Disamping cara-cara pembentukan perilaku diatas, pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Pemimpin dijadikan model atau contoh bagi yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan oleh teori belajar sosial (social learning theory) atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura (1977).
Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :
a.       Kesadaran (awareness), Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)
b.      Tertarik (interest), Dimana orang mulai tertarik pada stimulus
c.       Evaluasi (evaluation), Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d.      Mencoba (trial), Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
e.       Menerima (Adoption), Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
C. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
1.       Keturunan
Keturunan adalah pembawaan/karunia dari Tuhan YME. Keturunan sering disebut dengan pembawaan, heredity-teori Mendel ( yang dikenal dengan hipotesan genetika ) menyatakan bahwa :
a.       Tiap sifat makhluk hiddup dikendalikan oleh faktor lingkungan.
b.      Tiap pasangan merupakan penentu alternatif bagi keturunannya.
c.       Pada waktu pembebtukan sel kelamin, pasangan keturunan memahisah dan menerima pasangan faktor keturunan.
2.       Lingkungan
Lingkungan sering disebut miliu, environment atau nurture. Lingkungan  dalam pengertian psikologi adalah segala apa  yang berpengaruh pada diri individu dalam berperilaku. Lingkungan turut berpengaruh terhadap perkembangan pembawaan dan kehidupan manusia.
Lingkungan dapat digolongkan :
a.       lingkungan manusia
Meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat dan termasuk didalamnya keudayaan, agama, taraf kehidupan.
b.      lingkungan benda
Benda yang terdapat disekitar manusia yang turut memberi warna pada jiwa manusia yang disekitarnya.
c.       lingkungan geografis
lingkungan ini turut mempengaruhi corak kehidupan manusia. Masyarakat yang tinggal di daerah pantai mempenyai keahlian, kegemaran dan kebudayaan yang berbeda dengan manusia yang tinggal di daerah yang gersang.
3.       Emosi
Merupakan  konsep dasar dalam pembentukan perilaku. Perubahan perilaku manusia dapat ditimbulkan akibat kondisi emosi. Perubahan yang didasari memungkinkan mengubah sifat atau perilakunya. Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejalagejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiologis. Bila orang yang Anda cintai menaemoohkan Anda, Anda akan bereaksi secara emosional karena Anda mengetahui makna vemoohan itu (kesadaran). Jantung Anda akan berdetak lebih cepat, kulit memberikan respons dengan mengeluarkan keringat, dan aapas terengah-engah (proses fisiologis). Anda mungkin membalas cemoohan itu dengan kata-kata keras atau ketupat bangkahulu (keperilakuan).
4.       Persepsi
Organisasi pengamatan membentuk perilaku yang berbeda karena pengamatannya berbeda. Pengalaman yang dihasilkan dari indra penglihatan, pendengaran, penciuman dsb, setiap orang memiliki persepsi yang berbeda meskipun obyeknya sama.
5.       Motivasi
Daya dorong , menjadi penguat terhadap perilakunya. Dorongan untuk bertindak guna mencapai suatu tujuan, sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan fisiologi, psikologi dan sosial.
6.       Belajar
Ketika orang sudah matang masa perkembangannya otomatis akan mempengaruhi perkembangan psikis seseorang. Kematangan dan perkembangan menampilkan kemampuan seseorang sesuai kebutuhannya.
7.       Intelegensi
Ketika seseorang mempunyai intelegensi tinggi akan memberikan keanggunan pada perilakunya. Kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.
D. Faktor - Faktor lain yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
1.    Faktor BiologisFaktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudahdiprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
2.    Faktor SosiopsikologisKita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.
a.    Komponen Afektif
Merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannyadengan pembicaraan sebelumnya.
b.    Komponen Kognitif
Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
c.    Komponen Konatif
Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
d.   Faktor Situsional
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasionalini berupa:
1)      Faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang
2)      Faktor temporal, misal keadaan emosi
3)      Suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara
4)      Teknologi
5)      Faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu
6)      Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya
7)      Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku
E. Macam-Macam Perilaku Manusia
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
1.        Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2.        Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
F. Hubungan penginderaan terhadap persepsi dan perilaku
Dalam proses belajar pasti ada objek yang akan dipelajari. Objek yang akan dipelajari harus dapat diindera dengan baik oleh alat indera. Sehingga dapat menyadari atau mempersepsi objek belajar tersebut. Tetapi berhasil atau tidaknya persepsi, tidak hanya ditentukan oleh alat indera. Melainkan juga faktor lain seperti kesiapan dalam menerima stimulus, kekuatan stimulus, atau faktor individu. Jika seseorang dapat mempersepsi objek yang dipelajari dengan benar maka tujuan dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan. Yang bermula dari stimulus yang diterima oleh penginderaan seseorang, maka akan menghasilkan persepsi dan berakhir dengan perilaku, atau kenyataan yang dilakukan oeh seserang tersebut. 
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Penginderaan adalah penangkapan terhadap rangsang-rangsang dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang terkecil.
Perhatian adalah pemusatan energy psikis yang tertuju kepada objek –objek tertentu dan sangat dipengaruhi banyak atau tidaknya kesadaran yang menyertai aktivitas yang  dilakukan.
Pengamatan dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain, baik secara lahiriah, maupun secara bathiniyah. Misalnya pengamatan seorang anak laki-laki untuk menjadi sama seperti ayahnya atau seorang anak perempuan untuk menjadi sama dengan ibunya. Proses pengamatan ini mula-mula berlangsung secara tidak sadar atau dengan sendirinya kemudian irrasional, yaitu berdasarkan perasaan-perasaan dan kecendrungan.
 Setelah membahas masalah di atas, maka kami menyimpulkan sebagai berikut :
1.      Penginderaan yang baik, besar kemungkinan akan menimbulkan persepsi yang benar.
2.      Persepsi yang benar tidak hanya dipengaruhi oleh penginderaan yang baik, tetapi juga dipengaruhi faktor lain seperti kesiapan, stimulus dan faktor individu.
3.      Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan


DAFTAR PUSTAKA
•    Herri Zan Pieter, Dr. Namora Lumongga Lubis., Pengantar Psikologi Unutk Kebidanan, Edisi Revisi. 2010.  Jakarta: PT.Fajar Interpratama Mandiri.
•    http://deszonewordpress.com/2009/05/18/penginderaan-persepsi-dan-persepsi-sosial/
•    Ahmadi, Abu. 2003. PSIKOLOGI UMUM. Jakarta: PT Rineka Cipta.
•    Bem, Darly J., dkk. TT. PENGANTAR PSIKOLOGI EDISI KESEBELAS JILID SATU. Batam: Interaksara.
•    https://www.scribd.com/doc/31132281/MAKALAH-psikologi-PRILAKU
•    http://duniapsikologi.dagdigdug.com
•    http://elisa.ugm.ac.id
•    http://syakira-blog.blogspot.com
•    http://www.surat-surat.com/2015/03/makalah-prilaku-konatif-psikologi-umum.html
•    https://agathahanny.wordpress.com/2008/11/28/penginderaan-dan-persepsi/
•    Jarvis, Matt. 2007. TEORI-TEORI PSIKOLOGI. Bandung: Nusamedia.
•    Sobur, Alex, 2009. Psikologi Umum. Pustaka Setia: Bandung.
•    Wardiana, Uswah. 2004. PSIKOLOGI UMUM. Jakarta: PT. Bina Ilmu
•    Walgito, Bimo, 2003. Pengantar Psikologi Umum. Andi: Yogyakarta.

Psikologinfo

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

 
biz.